Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Demam Tuban Fashion Week yang dipelopori Indah Cs masing menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat Kabupaten Tuban. Bahkan, netizen juga memiliki pandangan yang beragam terhadap kegiatan yang pertama kali digelar di Jalan Kartini atau depan kantor Kejaksaan Negeri Tuban itu pada 4 Agustus 2022 sore.
Kegiatan menampilkan beragam busana yang diperagakan oleh model laki-laki dan perempuan di Tuban itu, meniru aksinya Bonge dan Jeje Slebew di Citayam. Bedanya, Indah Cs pada penampilan perdananya menampilkan batik yang ditunjukkan kepada penonton.
Ide Indah CS itu ternyata menimbulkan beragam reaksi dari netizen di Kabupaten, baik di Instagram maupun Facebook. Salah satu netizen yang mereaksi demam Tuban Fashion Week yaitu Hadi Purwanto. Pria asal Desa Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding itu mendukung acara semacam itu, dan mendorong panitia untuk mengemas acara lebih baik dan profesional.
"Yang paling penting tidak mengganggu aktifitas warga yang lainnya. Juga model yang tampil harus diseleksi, jangan asal-asalan kelompok tertentu yang kurang baik untuk masa depan anak-anak yang melihatnya," kata Hadi saat diwawancara blokTuban.com, Sabtu (6/8/2022).
Baca juga :
- Anak Muda di Tuban Gelar Fashion Week di Lokasi Ini, Tiru Aksinya Bonge dan Jeje Slebew Citayam
- Gaya Pemeran Tuban Fashion Week yang Mengusung Batik
- Demam Tuban Fashion Week, Dewan Kesenian: yang Penting Berkiblat Kebudayaan Daerah
Hadi menyorot model yang tampil di Tuban Fashion Week kurang beradab dan tidak mendidik generasi muda Tuban. Model fashion idealnya yang profesional, baik itu pria dan wanita tulen. Model-model yang alay atau kemayu, menurutnya akan menjadi contoh tidak baik di generasi saat ini dan selanjutnya.
"Fokus di panitianya event ini muncul profesional menjadi ajang prestasi dengan model yang sudah terfilter dan tidak asal-asalan," imbuhnya.
Demam fashion Week yang sudah menjadi demam Nasional, Hadi menyarankan Pemerintah Kabupaten Tuban untuk segera mewadahi karena dampaknya baik untuk meningkatkan performa Tuban. Mulaidar batik, ecoprint, hingga batik gedok khas Tuban.
Warga Kecamatan Semanding, Tuban lainnya, Fajar Ariyanto juga meminta panitia untuk melakukan seleksi model, supaya anak muda tidak beranggapan bahwa menjadi model harus alai. Kondisi tersebut tidak baik, dan harus dikemas lebih profesional acara Tuban Fashion Week kedepannya.
"Bagus acaranya, cuma modelnya harus diseleksi jangan asal comot," sambungnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Tuban (DKT), Joko Wahono mengungkapkan sangat mendukung kegiatan positif itu lantaran sebagai bagian dari kreativitas anak muda di Kabupaten Tuban.
"Yang terpenting pelaku kesenian kekinian itu harus berinteraksi dengan pelaku kebudayaan dan juga banyak menggali tentang kebudayaan-kebudayaan Tuban," terangnya.
Baca juga :
- Bahayakan Pengguna Jalan, Dishub Imbau Tuban Fashion Show Dilakukan di Tempat Aman
- Mengenal Indah Puspita Sari, Salah Satu Pelopor Tuban Fashion Week yang 7 Tahun di Dunia Model
- Tarik Minat Masyarakat, Tuban Fashion Week dari Jalan Kartini Bakal Geser ke CFN Taman Sleko
Kesenian yang bersifat kekinian, lanjut Joko tentunya tidak berkiblat pada budaya di Negara Korea, Jepang ataupun Amerika tapi berkiblat pada kesenian lokal daerah. Kebudayaan tidak dapat hanya dilestarikan, namun juga dikembangkan melalui trend kesenian kekinian yang berbasis kebudayaan lokal.
"Diangkat menjadi bentuk kekikian seperti yang dilakukan kemarin juga bagus memakai batik Tuban, karena kebudayaan akan terus berkembang dan bersinggungan dengan zamannya," paparnya.
Setelah menarik perhatian masyarakat dan netizen Tuban, Indah CS juga berencana mengalihkan Tuban Fashion Week di lokasi Car Free Night (CFN) Taman Sleko Tuban. Di lokasi tersebut dirasa lebih pas, karena CFN dikonsep mewadahi kreatifitas pemuda Tuban.
Indah Puspita Sari memutuskan untuk mengawali fashion week di Kabupaten Tuban bukan tanpa sebab yang terukur. Dengan tujuan, agar Bumi Wali julukan untuk Kabupaten Tuban bisa lebih ramai. Selain itu, juga agar anak-anak muda di Tuban bisa lebih tahu atau mengerti dengan fashion, sehingga Kabupaten Tuban bisa lebih berkembang lagi.
"Responnya macem-macem sih, ada positif dan negatifnya pasti. Positifnya banyak yang ngedukung, ngasih semangat, dan daa juga yang pengen ikutan. Negatifnya katanya ganggu jalan dan dikatain alay," kata perempuan yang menjadi model sejak 2015 itu.
Perempuan lulusan SMK TJP Tuban dan sekarang menjadi SPG itu, mengaku tidak patah semangat, dan akan terus melanjutkan kegiatan tersebut bersama dengan beberapa teman lainnya, dengan harapan semakin banyak masyarakat yang mengikuti gebrakan barunya. [Ali]
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS