Omzet Bisnis Mahasiswa Tuban di Bulan Ramadan Turun

Reporter : Suci Dewi Setiani

blokTuban.com - Banyaknya penjual takjil di bulan Ramadan, seorang mahasiswi bernama Dewi Kurnia yang masih kuliah dan sambil berjualan di Lapangan Watu Gajah, Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban mengalami kemerosotan omzet dibanding dengan hari biasanya.

Perempuan asal Kelurahan Gedongombo, Semanding itu berjualan dengan orang tuanya. Setiap harinya jika pembeli ramai, ia mendapat penghasilan antara Rp1.000.000, sebaliknya di hari sepi berkisar Rp.50.000 - Rp. 100.000. 

Meskipun jenis jajanan yang dijualnya mempunyai banyak variasi, namun belum mampu mendongkrak minat pembeli. Jajanan yang dijual di Pasar Takjil Desa Wali itu mulai dari jajanan Hot Dog, kebab, sosis bakar, pentol bakar, kebab, es jeruk, dan es campur.

"Untuk tahun ini, omzet yang didapat lebih banyak di hari biasa dibandingkan hari puasa. Mungkin karena banyaknya pesaing yang berjualan sama," Ucap Dewi kepada blokTuban.com, Senin (11/4/2022).

Meskipun dibarengi dengan kuliah dan tugasnya yang banyak, ia tetap bisa membagi waktunya berkerja dengan kuliah. Selain itu, ia juga berusaha mengembangkan bisnisnya dengan mempromosikan di media sosial. Oleh karena itu, semangat dan kegigihannya dalam berkerja patut ditiru. 

"Manfaatkanlah umur sebaik mungkin dan carilah peluang dalam berbisnis sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan bekal dimasa tua kelak," imbuhnya. 

Diketahui, Pasar Takjil di Lapangan Watu Gajah biasa dimulai pukul 16.00 Wib sampai selesai. Selain dapat berkeliling memilah makanan dan minuman, pengunjung juga dapat menikmati senja dan watu gajah yang berada di barat lapangan. 

"Selama Ramadan Pasar Takjil tetap buka. Sebagai momentum bangkitnya ekonomi di Desa Bejagung," kata Kepala Desa Bejagung, Aang Sutan.

Aang melanjutkan, PKL yang memadati Lapangan Watu Gajah 60 persen warga lokal dan 40 persennya PKL dari beberapa desa tetangga yang sengaja diundang untuk ikut mendapatkan berkah Ramadan. 

Selain itu, dari 62 PKL yang mendaftar baru sekitar 42 PKL yang membuka lapaknya. Untuk yang lainnya, diprediksi masih melihat produk apa yang paling laris. 

"Kami dari Pemdes berharap geliat UMKM tidak hanya saat bulan Ramadan, tapi juga berlangsung terus di sekitar Makam Sunan Bejagung," imbuhnya. 

Dengan begitu, lanjut Aang Bejagung yang berjuluk Desa Wali mengharapkan pengelolaan PKL atau UMKMnya menyerupai di Makam Sunan Bonang maupun Asmoroqondi. [Suci/Ali]