Reporter: Dina Zahrotul Aisyi
blokTuban.com- Apple Cider Vinegar atau cuka apel adalah cuka yang terbuat dari buah apel yang difermentasi. Kandungan utama dalam cuka apel adalah asam asetat yang diperoleh dari proses fermentasi selama proses pembuatan. Cuka apel sendiri memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan.
Fadia Nur Ainina, perempuan 22 tahun lulusan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) menjelaskan bahwa asam asetat yang terkandung dalam cuka apel baik untuk pencernaan dan memiliki pengaruh pada penurunan kadar glukosa darah (glucose level).
Tita, sapaan akrabnya menerangkan bahwa cuka apel juga bisa berfungsi sebagai antimikroba karena memiliki sifat asam dan alkoholik. Sifat antimikroba dari cuka apel juga bisa mengeradikasi bakteri atau virus yang bersifat patogen.
“Mungkin di Indonesia jarang sih dipakai, tapi kalau aku liat biasanya orang luar negeri pakai cuka apel untuk campuran makanan, seperti di bumbu salad atau minuman mereka,” terangnya, JUmat (3/12/2021).
Cuka apel memang banyak dijual di pasaran dengan harga yang cenderung mahal. Tita mengaku dengan membuat cuka apel sendiri akan lebih menghemat biaya, meskipun proses pembuatannya memakan waktu yang lumayan lama.
“Dulu ada di materi kuliah mikrobiologi makanan, jadi sebenernya pernah beli cuka apel dan menurutku rasanya enak tapi mahal jadinya coba bikin sendiri,” terangnya.
Ia menjelaskan bahan yang dibutuhkan untuk membuat cuka apel cukup simple hanya apel, gula, dan air, namun butuh waktu selama dua bulan untuk proses pembuatanya karena cuka apel adalah hasil fermentasi dari buah apel.
Dalam proses fermentasi terdapat dua mikroba yang berperan, yakni ragi dan bakteri indigen yang terkandung dalam buah apel. Ragi berfungsi untuk mengkonversi gula menjadi alkohol, dan bakteri berfungsi mengkonversi alkohol menjadi asam asetat. Tak heran jika pembuatan cuka apel membutuhkan waktu yang lama karena gula tidak bisa secara langsung dikonversikan menjadi asam asetat.
“Aku waktu bikin itu pakai dua buah apel fuji, proporsi gulanya 1 sdm (sendok makan) per satu apel, jadi aku pakai 2 sdm, dan airnya sekitar 2-3 Liter pokoknya satu toples yang kupakai penuh,” jelasnya.
Perempuan 22 tahun itu menambahkan apel tersebut dipotong kecil-kecil dan hanya dibuang bijinya saja, kulit dan bagian dari tengah apel yang keras tetap digunakan. Potongan apel tersebut dimasukkan ke dalam toples yang berisi air dan 2 sdm gula, kemudian diaduk dan atasnya toples ditutup menggunakan kain serta diberi karet dan dibiarkan selama dua bulan.
“Di minggu pertama dan kedua dilakukan pengadukan beberapa kali, namun tidak boleh sering. Fungsinya buat meratakan alkohol yang sudah terbentuk sehingga bakteri, jamur, atau ragi lain yang nggak kita inginkan di sana bisa mati karena tadi sifatnya anti mikroba,” terangnya.
Meskipun cuka apel mengandung alkohol, namun kandungan tersebut sangat rendah yakni sekitar 2 persen.
“Lebih tinggi kandungan alkohol pada tape sebenarnya,” ujarnya.
Ia juga mengatakan meskipun terdapat beberapa manfaat, konsumsi cuka apel disarankan tidak terlalu banyak dalam setiap harinya karena memiliki kandungan asam yang kuat.
“Biasanya nggak baik buat yang punya asam lambung karena asamnya itu asam banget, nggak baik juga kalau dikonsumsi banyak-banyak. Aku biasanya konsumsi cuka apel cuma dua sendok, ditambah gula dan segelas air,”urai dia.
Ia juga membagikan tips ketika hendak membuat cuka apel alat dan bahan yang digunakan harus benar- benar bersih karena dalam melakukan fermentasi akan memerlukan mikroba-mikroba tertentu, sehingga alat dan bahan yang bersih bisa mencegah adanya mikroba lain yang tidak diinginkan.
“Dicuci aja sebenernya udah cukup dan dikeringin sampai kering banget, tapi kalau disemprot alkohol 70 persen tanpa pewangi itu juga malah bagus,” paparnya.
Lokasi penyimpanan cuka apel yang sedang dalam proses fermentasi juga perlu diperhatikan. Usahakan tidak diletakkan di tempat yang lembab, namun tidak boleh pula terpapar matahari langsung.
“Jadi taruh di tempat yang teduh dan jangan digoyang-goyang,” pungkasnya. [dina/ono]