Reporter: Dina Zahrotul Aisyi
blokTuban.com- Ubur-ubur merupakan biota laut tanpa tulang belakang, biasanya berwarna putih cenderung transparan yang hidupnya secara berkelompok, sehingga ketika kehadirannya dalam jumlah banyak, maka hal tersebut bisa menjadi ancaman bagi para nelayan.
Menurut beberapa sumber, kemunculan ubur-ubur bisa disebabkan adanya perubahan iklim ataupun kegiatan manusia yang mencemari lingkungan. Fenomena banyaknya ubur-ubur di pinggiran pantai biasa disebut sebagai musim ubur-ubur oleh nelayan pencari ikan.
Ubur-ubur mudah ditemukan di kawasan Pantai Cemara, Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Para nelayan mengeluhkan hasil tangkapan ikan menurun akibat musim ubur-ubur. Jenis ikan yang biasa ditangkap oleh nelayan di kawasan tersebut adalah Ikan Sindo atau Belanak.
Di hari biasa mereka akan
mendapatkan banyak tangkapan ikan, akan tetapi pada Minggu (7/11/2021) saat ditemui blokTuban.com hanya terlihat tiga sampai lima ekor ikan yang didapatkan.
Imam, salah satu nelayan Sugihwaras Jenu mengatakan jala sepanjang kurang lebih 150 meter tersebut sudah ditebar selama kurang lebih 10 menit kemudian segera ditarik di pinggir pantai. “Biasanya nebarnya agak ke tengah, tapi karena ini musim ubur-ubur jadi nggak bisa ke tengah, cuma sampai sini,” terangnya.
Imam juga menjelaskan bahwa adanya ubur-ubur ini menyebabkan ikannya tidak bisa tertangkap, dan jaring- jaringnya hanya dipenuhi oleh ubur-ubur.
Banyak sedikitnya ikan yang ditangkap nelayan sangat tergantung dengan musim, apabila sedang musim ikan maka hasil tangkapan bisa melimpah. Sedangkan jika tidak musimnya maka bisa tidak mendapatkan hasil sama sekali.
“Musim ubur-ubur ini nggak bisa diprediksi, namun sudah sering terjadi,” ungkapnya.
Nelayan lain, Tono juga mengatakan hal serupa bahwa ikan yang didapatkan bisa lebih banyak apabila sedang tidak musim ubur-ubur. “Untung-untungan, kalau rezeki ya ada ikannya,” terangnya.
Tono juga mengatakan bahwa biasanya hasil ikan-ikan yang didapatkan langsung dijual dirumahnya. [din/lis]