Cegah Banjir dari Kali Avour, Desa Klotok Perbaiki Tanggul

Reporter: Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Pada musim penghujan, banjir memang kerap kali melanda beberapa daerah di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Tuban. Bahkan di bumi wali sebutan Kabupaten Tuban hampir setiap tahunnya menjadi langganan banjir.

Hal tersebut tentu menjadi satu keresahan tersendiri bagi masyarakat, pasalnya sebagian besar penduduk di Kabupaten Tuban adalah petani. Jika banjir tiba, maka secara otomatis berbagai macam tanaman yang ada di sawah terancam gagal panen.

Untuk mengatasi hal tersebut, warga Desa Klotok, Kecamatan Plumpang mencegah kemungkinan terjadinya banjir tahun ini dengan cara memperbaiki tanggul yang ada di kali avour.

“Tahun kemarin kita swadaya tenaga dapat bantuan karung dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) nanggul. Memperbaiki kali Avour itukan dulu sempat meluap bahkan ada yang sampai jebol, untuk tahun ini kita pinjam bego untuk normalisasi, ditinggikan” terang Kusyanto, Sekertaris Desa Klotok saat ditemui blokTuban.com pada Jumat (5/11/2021).

Alat berat atau bego tersebut dipinjam dari Dinas Lingkungan Hidup Tuban dengan beberapa prosedur yang telah ditentukan. “Kita mengajukan pinjam alat berat ke Bupati melalui Dinas PUPR, dan mengetahui pak Camat, terus alat berat ada yang dikirim,” tuturnya.

Meskipun tahun kemarin banjir bisa diatasi oleh desa, dengan pergerakan cepat yang telah dilakukan warga sekitar yaitu dengan cara menahan tanggul agar tidak jebol.

Namun tahun ini mereka tidak ingin hal tersebut terulang kembali, oleh karenanya upaya peninggian tanggul ini dilakukan mulai dari sekarang, sampai saat ini ada satu bego yang beroperasi di lokasi.

Bahkan penanganan atau proyek tanggul tersebut sudah hampir selesai seratus persen, pasalnya pengerjaannya sudah dilakukan sejak satu bulan yang lalu.

“Pengerjaannya sudah satu bulan, sebenarnya sudah selesai tapi karena longsor kemarin, gara-gara sering hujan,” sambungnya.

Ada sekitar empat orang yang ditugaskan untuk mengurus pengerjaan tanggul kali Avour dengan pembagian tugas masing-masing. Diantaranya adalah ketua, sekertaris, bendahara, dan juga tim lapangan.

Kendala yang dialami untuk mecegah meluapnya kali Avour ke persawahan milik warga yaitu ada pada tanah tanggul yang rawan dengan longsor. Selain itu, tanaman atau rumput liar seringkali membuat tanggul menjadi rimbun, sehingga menimbulkan aliran air jadi tidak lancar dan menyebabkan air naik kepermukaan.

“Selain longsor, klorak, alang-alang itu semakin lama semakin rimbun, air kalau itu sudah rimbun jadi nggak bisa lancar, kalau air nggak bisa lancar akhirnya tetap naik,” ujarnya.

Agar tidak terjadi banjir lagi, untuk kedepannya Kusyanto berharap agar pihak yang berwenang, dapat melakukan penanganan terkait dengan kali Avour. Sekaligus diadakan kembali normalisasi tanggul sehingga ada pemeliharaan secara berkala.

“Harapannya ada normalisasi lagi, dulu ya memang pernah tapi namanya tanggul kadang-kadang kena panas, musim hujan kadang ada yang longsor sedikit-sedikit, harapannya ada pemeliharaan berkala,” tutupnya. [sav/mu]