Mbah Dul, Tetap Bekerja Hingga Dini Hari Meski Usia Senja

Kontributor: M. Anang Febri

blokTuban.com - Meskipun di usianya yang kian senja, Mbah Dul (72) masih saja bekerja keras siang malam tanpa henti, Sabtu (13/1/2018).

Udara malam jadi teman begadang sehari-hari bagi penjual rokok dan berbagai makanan ringan lelaki berkepala 7 tersebut. Menjelang sore hari, sebelum malam menyapa. Dia harus bergegas untuk segera menyiapkan dagangan berbagai rokok, baik jenis keretek maupun filter, dan beberapa makanan ringan untuk dicamil calon pembelinya nanti malam.

"Dagang di sini mulai dari habis maghrib, sampai dini hari. Paling lama jam 02.00 sudah beres-beres untuk pulang," terang warga Desa Sokosari, Kecamatan Soko saat ditemui blokTuban.com pada salah satu sudut pasar desa Sokosari, tepat di sebelah selatan pertigaan patung pasar.

Lebih lanjut, lelaki yang memiliki 7 orang anak dan 10 cucu itu menceritakan pengalamannya selama dia bekerja sebagai penjaja rokok malam pada malam hari tersebut.

Sejak usia muda, tepatnya dua tahun selepas lulus dari bangku sekolah pada tahun 1962, dirinya sudah berjualan permen, plastik, ikat rambut, serta alat-alat kecil kebutuhan sehari-hari.

"Dulu juga jualan di pasar Prambontergayang-Soko sana, tapi hanya sebentar. Tahun 1965 sudah dasaran rokok di pasar sini," imbuh pemilik nama lengkap Abdul Najib itu sambil melayani pembelinya.

Aktifitas sehari-harinya, ketika usai berjualan dan pulang pagi hari. Mbah Dul hanya memiliki waktu beristirahat yang minim. Sebab, ketika matahari mulai menampakkan batang hidungnya, dia juga harus bergegas bekerja di sawah sebagai petani padi.

Sungguh seorang sosok pekerja keras yang patut di contoh para pemuda kita masa kini. Usia tak jadi masalah dalam kehidupannya untuk terus bertahan hidup dengan mandiri, tanpa bergantung pada keluarga dan anak-anaknya.

Dalam waktu semalam menjajakan dagangan rokok, dia mendapatkan hasil tak tentu. Kadang hanya ada beberapa pembeli rokok dan camilan kacang-kacangan, dan jika ramai dia juga harus rela kualahan melayani pembeli satu persatu.

Sambil terduduk pada alas bekas karung padi dia mengingat, pernah sekali Mbah Dul mendapatkan uang hingga 1 juta semalam. Itupun bertepatan dengan malam tahun baru.

"Dapat uang banyak segitu, langsung buat dagang rokok lagi. Semua untuk dibelikan berbagai rokok untuk saya jual kembali," imbuhnya.

Kendati demikian, saat ramai-ramainya pembeli datang. Tak sedikit juga oknum tak bertanggung jawab tega menipunya. Beberapa orang tega membeli rokok dengan menggunakan uang palsu dan uang mainan, dengan pecahan Rp 20.000, Rp 50.000 hingga Rp 100.000.

"Saking banyaknya pembeli, pas ramai-ramainya, jadi ya gak begitu lihat kalau itu uang palsu. Begitu pagi hari, pas mengurung uang, baru sadar kalau ada yang beli dengan yang palsu," tambahnya lagi.

Dari kejadian yang dialami selama berjualan, Mbah Dul tak pernah mengeluh hanya karena ditipu orang-orang, pemuda nakal yang membeli dagangannya dengan uang palsu. Dia beranggapan, hal itu menjadi sebuah pembelajaran untuk berhati-hati saja. Dianggap sebuah sodaqoh kepada orang-orang yang belum terbuka hati nuraninya.

"Semua rezeki kan ada yang mengatur. Jadi ya dijalani dengan ikhlas saja," ringkas kisahnya. [feb/ito].