Reporter: Moch. Sudarsono
blokTuban.com - Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tuban telah menggelar rapat dengan warga Desa Mentoso dan Remen, Kecamatan Jenu, melibatkan pihak Pertamina Rosneft, di DPRD setempat, Kamis (4/1/2018).
Rapat yang membahas tentang pembebasan lahan untuk kilang minyak di dua desa tersebut berjalan alot. Bahkan, masyarakat dari dua desa itu bersikukuh untuk tidak menjual tanahnya guna kepentingan strategis proyek Nasional.
Penolakan keras yang dilakukan oleh warga dari dua desa tersebut membuat Ketua DPRD Kabupaten, Miyadi mencurigai ada aktor intelektual yang bermain di balik layar.
"Saya curiga ada aktor intelektual di balik penolakan pembebasan lahan untuk kilang minyak Pertamina Rosneft," kata Miyadi kepada sejumlah wartawan.
Kecurigaan politisi PKB tersebut ditandai dengan adanya galangan dukungan penolakan yang ditandangani sekitar 3.000 warga sekitar. Namun, dari sekian isi buku tersebut bentuk tulisan dalam tanda tangan secara keseluruhan mirip.
"Ini tulisan dalam penolakan mirip semua, saya curiga ada yang memprovokasi warga," kata Ketua DPRD.
Bahkan, wakil rakyat dari Dapil 1 Tuban tersebut meyakini yang melakukan penolakan hanya 1 atau 2 orang. Sedangkan warga lainnya hanya jadi korban yang dimanfaatkan saja.
"Kecurigaan saya demikian, banyak warga yang dimanfaatkan oleh oknum ini. Saya akan cari tahu siapa di balik penolakan ini," pungkasnya.[nok/col]
Penolakan Pembebasan Lahan Kilang Pertamina Rosneft
Ketua DPRD: Saya Curiga Ada Aktor Intelektual Provokasi Warga
5 Comments
1.230x view