Tiga Buronan Gagal Kabur ke Sumatera

Reporter: Edy Purnomo

blokTuban.com - Masih ingat dengan aksi polisi Tuban bersenjata lengkap yang menghentikan paksa mini bus di jalan Pantura, tepatnya di sisi utara alun-alun Kabupaten Tuban pada Minggu (18/7/2016) malam kemarin? Ternyata tiga orang yang dibekuk adalah residivis kasus pencurian sepeda motor dan kasus pencurian hewan.

"Mereka akan kabur ke Sumatera dengan dalih mencari pekerjaan disana, jadi dalam satu mobil itu ada dua pelaku pencurian hewan dan satu pelaku pencurian sepeda motor di beberapa TKP," jelas Kapolres Tuban, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Fadly Samad, kepada blokTuban.com, Selasa (19/7/2016).

Awal penangkapan, setelah petugas mengendus ada tiga residivis yang menumpang mini bus dengan tujuan bandara Juanda, Surabaya. Dari bandara juanda, mereka akan terbang menuju ke salah satu kota di wilayah Sumatera. Petugas yang mengetahui langsung melakukan penghadangan dan menghentikan mini bus. Setelah diperiksa, ternyata ketiga tersangka tersebut membaur dengan tujuh lelaki lain yang juga berniat mencari pekerjaan dengan tujuan sama.

"Setelah kita periksa tiga orang itu langsung kita tangkap," kata Fadly.

Tiga orang yang sekarang mendekam di balik jeruji Mapolres Tuban adalah H (35), warga Desa Gesikan, Kecamatan Kerek, dan juga ND (33), warga Desa Trantang, Kecamatan Kerek. Sebelumnya, dua orang ini bersama dua orang pelaku lain terlibat komplotan pencurian hewan di Desa Bawi, Kecamatan Kerek, pada 13 Mei 2016 lalu. Satu dari anggota komplotan sudah tertangkap terlebih dulu, sementara satu orang lagi berinisial K, masih dalam pengejaran petugas kepolisian.

Kemudian satu pelaku lagi adalah NK (30), warga Desa Gesikan, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. NK sebelumnya terlibat pencurian beberapa sepeda motor dengan dua temannya yang lain. Satu temannya, berinisial J sudah lebih dulu ditangkap petugas kepolisian dan satu temannya berinisial A masih dalam pengejaran petugas kepolisian.

"Antara pelaku memang ada yang saling mengenal, tetapi keduanya merupakan komplotan berbeda," kata Fadly Samad. [pur/ito]