Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com - Pekerjaan sebagai penggali bonsai tampaknya mulai bergeliat kembali. Pasca redupnya pamor batu akik, mereka mulai mendapat pesanan dari pecinta bonsai.
Hanya saja, mencari bahan bonsai dari alam ternyata bukan perkara mudah. Terkadang, penggali harus menempuh jarak cukup jauh. Menyusuri ladang atau semak belukar di wilayah perbukitan di pelosok Kabupaten Tuban.
Setelah menemukan bahan bonsai di alam, mereka harus melakukan proses penggalian cukup rumit. Riyanto (35), warga Desa Pucangan, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, yang bekerja sebagai penggali bonsai menjelaskan, bahwa teknik penggalian sangat berpengaruh dengan kehidupan tanaman itu selanjutnya.
"Kalau penggalian salah, tanaman akan mati dan tidak dapat dirawat lagi," jelas Riyanto.
Ketika menggali, harus dipastikan akar utama atau bonggol tidak ada yang terpangkas. Selain itu, mayoritas bagian akar juga tidak boleh tertinggal di dalam tanah. Riyanto mengatakan, menjual bahan bonsai dengan kisaran harga Rp30 ribu sampai Rp60 ribu, tergantung bentuk dan ukuran bahan bonsai yang didapat.
"Apalagi kalau menggalinya di atas bebatuan, biasanya sangat sulit," kata Riyanto.
Pebonsai sekaligus juri nasional bonsai asal Tuban, Weni Andri Atmoko menjelaskan, kalau Tuban punya ciri khas di kalangan penggemar bonsai Indonesia, bahkan dunia. Hal inilah yang menjadikan bonsai asal Tuban mempunyai daya jual cukup tinggi.
"Ciri khasnya adalah bonsai dengan material tumbuhan yang hidup secara alami di atas batuan," kata Weni. [pur/rom]
Jadi Penggali Bonsai, Ini Kesulitannya
5 Comments
1.230x view