Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com - Srikaya Puthuk memasuki masa panen. Potensi agrobisnis asal Dusun Krajan, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding itu menjadi bahan buruan banyak pedagang dari luar Tuban.
Salah satu petani, Kadiran (50) mengaku, Srikaya asal Bektiharjo sudah lama jadi incaran pedagang. "Mulai disetor ke Surabaya, Madura, dan terbanyak adalah pedagang yang membawa buah srikaya ke Jakarta," kata Kadiran, Sabtu (2/4/2016).
Pedagang membeli hasil panen dengan cara langsung mendatangi lokasi kebun. Rata-rata, petani menjual dengan harga berkisar antara Rp25 ribu sampai Rp50 untuk satu wadah yang terbuat dari bambu. Tergantung isi dan kualitas srikaya yang dihasilkan.
"Kita yang memisahkan kualitas srikaya, kalau satu wadah ukurannya besar-besar, ya ada yang laku dijual sampai Rp50 ribu per umeng (wadah srikaya yang terbuat dari bambu)," kata Kadiran.
Salah satu pedagang, Doni Indra, membenarkan kalau Desa Bektiharjo menjadi salah satu tujuan membeli buah srikaya untuk dijual kembali. Pedagang biasanya membeli srikaya dari petani, ketika masih ranum dan belum begitu matang. Tujuannya, agar tidak busuk ketika sampai di lokasi tujuan.
"Seperti ketika dikirim ke Jakarta, itukan membutuhkan waktu sekitar 2 hari, karena melalui jalur darat. Sehingga ambil dari petani yang tidak terlalu matang agar bertahan dan tidak busuk," kata Doni.
Daya tahan buah srikaya sendiri bervariatif. Tergantung seberapa masak buah ini ketika dipetik dari pohonnya, rata-rata buah yang mempunyai daging putih dengan rasa manis itu, mampu bertahan sampai 5 hari. [pur/rom]
Panen Srikaya Puthuk, Diburu Pedagang Luar Kota
5 Comments
1.230x view