Skip to main content

Category : Tag: Resi


Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (10)

Barisan Pejuang Bertempur dengan Perut Kosong di Beron

Agresi Militer ke II yang dilakukan pasukan Belanda di Indonesia, termasuk di Tuban-Bojonegoro, memuat banyak kisah. Berbeda dengan serdadu Belanda yang bertempur dengan persenjataan lengkap, tenaga profesional, dan logistik yang cukup, tentara dan barisan rakyat pejuang justru sebaliknya, bertempur dengan persenjataan yang terbatas.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (9)

100 Ledakan di Kaliketek, Hingga Gugurnya Lettu Suyitno

Sekitar tujuh hari sebelum dilakukan penyerbuan ke Bojonegoro, Belanda telah menyiapkan jembatan darurat di Desa Simo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, tepi Bengawan Solo. Tempat itu juga yang menjadi kontak senjata dengan pasukan Ronggolawe yang bertugas mempertahankan kota. Terbentang Bengawan Solo dengan lebar sungai masih 80 meter saat itu, antara pasukan Ronggolawe dengan Belanda terjadi baku tembak.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (8)

Molor 5 Jam, Jembatan Kaliketek Berhasil Dihancurkan

<em><strong>Untuk menghambat gerak maju pasukan Belanda, salah satunya melewati jembatan Kaliketek, maka pada tanggal 22 Desember 1948 Tentara Genie Pelajar (TGP) mendapat tugas untuk menghancurkan jembatan yang menjadi penghubung antara Kabupaten Bojonegoro dengan Tuban di atas Bengawan Solo.</strong></em>

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (6)

Pasukan Elit Tuban yang Paling Dicari Belanda

Tragedi Kepet dan beberapa pertempuran yang ada di desa-desa di sekitar Semanding, Grabagan, dan juga Jenu, bisa jadi masih melekat di ingatan masyarakat. Tempat itu merupakan titik-titik terjadi pertempuran antara pasukan gerilya dengan pasukan Belanda.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (5)

Caluk Pejuang di Pos Belanda Kepet

Selama pasukan Belanda menduduki wilayah Tuban dan Bojonegoro, mereka tidak hanya menggempur, tapi juga digempur pasukan-pasukan gerilya.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (4)

Gempuran Belanda Memburu Pemerintah Tuban

Belanda mulai merangsek ke pusat kota Tuban pada 20 Desember 1948 tanpa perlawanan berarti. Mereka tidak menemukan satu pejabat pentingpun yang masih tinggal. R.E Soeharto dan staf, orang yang terakhir tinggal di kota Tuban pun sudah mundur ke arah selatan, mengatur komandonya dari Desa Prunggahan Wetan, yang bersebelahan dengan Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding, tempat Bupati Tuban KH Mustain.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (2)

Pantai Tuban Pintu Gerbang Agresi Militer II

18 Desember 1948 pukul 20.00 WIB, pasukan marinir Belanda mendarat di Pantai Glondonggede Tuban sambil melepaskan tembakan secara membabi buta.

Presiden RI Perintahkan KLHS Kaji Ekosistem Kendeng

&nbsp;Pembentukan Tim Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), khusus di Pegunungan Kendeng yang membentang di Provinsi Jatim dan Jateng merupakan perintah dari Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo.

PT Semen Gresik Luncurkan Program Privileges

Di tengah ketatnya persaingan di industri persemenan, PT Semen Gresik terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya kepada pelanggan. Bertempat di Atrium Ciputra World Surabaya, PT Semen Gresik meluncurkan produk layanan terbaru yang bernama Semen Gresik Privileges, Sabtu (29/7/2017).

Semen Gresik Sabet 2 Penghargaan Top Brand Award 2017

&nbsp;Di tengah persaingan industri semen di tanah air yang kian ketat, dengan banyaknya brand semen baru muncul, brand Semen Gresik terbukti mampu mempertahankan predikat Top Brand. Bertempat di Hotel Mulia, Jakarta, PT Semen Gresik berhasil memperoleh penghargaan Top Brand pada acara Top Brand Award 2017 dengan menyabet dua predikat penghargaan sekaligus, yaitu produk Semen PPC dan produk Semen Gresik Super White Cement dari Majalah Marketing. Penganugerahan kedua penghargaan tersebut diterima langsung oleh Commercial Director Semen Gresik, M. Saifudin yang menghadiri acara tersebut (20/7).