Paus Peringatkan Bahaya AI: Siapa yang Mengendalikan, dan untuk Apa?

Reporter: Jihan S

blokTuban.com - Paus Leo XIV mengeluarkan peringatan keras terhadap penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang tidak terkendali, dalam sebuah pidato yang disampaikan, 9 Oktober 2025 di hadapan delegasi media global dalam forum MINDS International di Vatikan.

Melansir Reuters, Dalam pidatonya, Paus menyuarakan keprihatinan mendalam mengenai potensi AI untuk menyebarkan informasi sampah (junk information) dan memperkuat budaya post-truth yang dapat merusak kepercayaan publik terhadap media.

“Kecerdasan buatan sedang mengubah cara kita menerima informasi dan berkomunikasi,” ujar Paus. “Namun, pertanyaannya adalah: siapa yang mengarahkannya, dan untuk tujuan apa?”

Paus juga menyinggung bahaya “clickbait journalism” yang menurutnya, telah mengorbankan otoritas dan integritas media demi angka keterlibatan (engagement) semata.

Pernyataan tersebut mendapat perhatian luas karena disampaikan di tengah meningkatnya kekhawatiran global mengenai penggunaan AI untuk membuat konten palsu, seperti deepfake, serta penyebaran misinformasi yang sulit dibedakan dari fakta.

Sebelumnya, pada Januari 2025, Vatikan juga telah menerbitkan dokumen resmi bertajuk “Antiqua et Nova”, yang menggambarkan AI sebagai teknologi dengan potensi besar namun juga “bayangan kejahatan” (shadow of evil) jika digunakan tanpa etika.

“AI dapat digunakan untuk menciptakan media palsu yang perlahan-lahan menggerogoti fondasi masyarakat,” demikian kutipan dari dokumen tersebut.

Tantangan Global

Seruan dari Paus ini memperkuat narasi global mengenai perlunya regulasi AI yang bertanggung jawab. Beberapa negara telah mempercepat pembentukan kerangka hukum untuk mengendalikan penyalahgunaan AI, termasuk di bidang jurnalisme dan kampanye politik.

Namun, banyak pihak menilai bahwa tantangan terbesar adalah ketimpangan kekuasaan: teknologi AI saat ini didominasi oleh segelintir perusahaan besar di Barat yang memiliki akses terhadap data, infrastruktur komputasi, dan kemampuan pengembangan model skala besar.

Relevansi untuk Media

Paus mendorong media untuk memainkan peran aktif dalam menjaga integritas informasi dengan menolak jebakan sensasionalisme dan tetap berkomitmen pada kebenaran.

“Jurnalis dan lembaga berita harus menjadi benteng terhadap narasi palsu, bukan bagian darinya.” (dy)