Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten, Agung Supriyanto, menyoroti kinerja dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dalam menertibkan karaoke ilegal yang masih melenggang di Bumi Wali.
Meski sudah memasuki bulan Agustus, curah hujan sepekan terakhir di wilayah Medalem, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban masih cukup tinggi. Kalau hitungan musim, saat ini sudah memasuki musim kemarau. Anomali cuaca inilah yang membuat sejumlah petani kebingungan.
Akibat musim kemarau basah, sebagian tanaman jagung milik petani di Desa Sumbararum, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban tumbuh kerdil dan tidak bertongkol.
Sejumlah ladang dengan tanaman jagung diperkirakan tidak bisa panen maksimal di musim kemarau basah. Petani pun harus memutar otak agar tidak terlalu merugi.
Musim kemarau basah dinilai membawa keuntungan bagi petani tadah hujan. Sebabnya, petani masih bisa melakukan cocok tanam karena hujan masih kerap turun di musim kemarau. Namun keinginan untuk memanfaatkan kemarau basah ternyata tidak semudah dibayangkan.
Seiring perkembangan jaman dan teknologi tidak selalu hal-hal yang bersifat tradisional dilupakan atau di tinggalkan. Misalnya saja dalam hal makanan. Akhir-akhir ini berbagai makanan tradisional kembali menjadi barang yang dicari.
Kusumawardhani, begitulah nama awalnya saat masih berada di lingkungan istana Kerajaan Majapahit dan sebelum memeluk agama islam. Anak dari seorang Raja Majapahit ke IV, Prabu Hayam Wuruk.
Sunan Bejagung Lor atau Syeikh Abdullah Asyari merupakan wali Allah yang sangat berpengaruh bagi kehidupan Kusumawardhani, seorang putra dari Raja Majapahit keempat yaitu Hayam Wuruk.
Syekh Abdullah Asyari atau Sunan Bejagung Lor, punya kisah menarik yang berkembang di tengah masyarakat sampai sekarang. Terutama masyarakat yang berada di Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, tempat salah satu wali sepuh tersebut di makamkan. Salah satu cerita yang melekat dan diyakini turun temurun, yakni sang Waliyullah pernah terlibat pertarungan heroik melawan seseorang yang diyakini masyarakat sebagai Patih Majapahit, yakni Patih Gajah Mada.