Reporter: Khoirul Huda
blokTuban.com - Akibat musim kemarau basah, sebagian tanaman jagung milik petani di Desa Sumbararum, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban tumbuh kerdil dan tidak bertongkol.
Hal itu menyebabkan para petani di desa tersebut lebih memilih tanaman jagung yang telah berumur kurang lebih dua bulan yang tidak
bertongkol itu dibuat sebagai pakan ternak. Seperti halnya yang dilakukan salah satu petani di desa tersebut, Amir.
Hampir semua tanaman jagung yang menghabiskan lima kilogram bibit itu, tidak ada yang memiliki tongkol, selain itu jagung-jagung itu juga
tumbuh jauh lebih pendek dibandingkan dengan jagung normal,"Karena tidak bertongkol, sehingga saya potong bersamaan dengan rumput untuk saya berikan ternak," ungkap Amir kepada blokTuban.com.
Pria 53 tahun itu menjelaskan, awal mula jagung yang ditanam tidak bertongkol, pada saat tanaman jagung berumur satu minggu tumbuh dengan baik. Namun setelah berumur satu minggu itu, tanaman jagung yang berada di persawahan tergenang air terus sehingga tumbuh tidak maksimal dan tidak sedikit yang mati.
"Selama berbulan-bulan tanaman jagung dipersawahan ini digenangi air terus," jelasnya.
Untuk biaya penanaman sendiri petani di Desa Sumberarum itu sudah mengeluarkan kurang lebih satu juta, mulai dari pembelian bibit,
tenaga untuk tanam dan kebutuhan lainnya. [hud/ito]