Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Musim tanam ketiga, petani di Desa Sidodadi, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban mulai menanam tanaman palawija jenis Jagung. Mereka meyakini dengan berkurangnya curah hujan di bulan September tanaman jagungnya akan subur.
Seorang petani, Khotim (60) kepada blokTuban.com mengatakan, setelah sawahnya dibiarkan bero (tak ada tanaman) selama dua bulan, kini ia mulai mengolah tanahnya untuk ditanami jagung.
"Selama dua musim sawah saya tanam padi, kemudian karena cuaca tak menentu lahan tidak saya tanami," tutur Khotim, Minggu (11/9/2016).
Kali ini, kata Khotim, penanaman hari ini adalah penanaman jagung yang kedua, karena sebelumnya mati saat ada hujan di akhir Agustus kemarin. Sehingga tanaman jagunya gagal tak mau tumbuh. Di atas lahan 1,5 hektare itu khotim mempersiapkan bibit 15 kilogram.
"Jika nanti hidup sampai panen saya bisa mendapatkan hasil sekitar Rp25 juta," tegas Khotim meyakinkan.
Petani lain Asaroh (39) menambahkan, dengan dibantu satu orang rekannya, dia menanami lahan sawahnya seluas 3/4 hektare dengan jagung jenis bisi tunggal. Untuk luasan lahan sekian petani di bantaran sungai kening itu menyiapkan benih 8 kilogram.
Berbeda dengan Khotim, sawah Asaroh ketika musim tanam kedua dibiarkan kosong tak tertanami apa-apa, yang ada hanya tanaman gulma.
"Usai panen padi sekitar bulan Mei yang lalu, sawah saya tak bisa ditanami karena sulitnya air," jelasnya saat ditemui di sawahnya.
Kini tanaman jagung milik Asaroh sudah berusia sekitar 15 hari. Tampaknya juga mulai tumbuh subur. Kendati demikian, juga masih ada saja hama yang mengintai. Tanamanya ketika sudah mulai tampak berdaun, banyak sekali belalang yang datang menghampirinya. Tak jarang membuat tanaman terhambat pertumbuhannya yang mengakibatkan gagal panen.
"Saya mulai was-was, soalnya belalang mulai menyerbu jagung yang sudah mulai menampakkan daunnya," tutupnya. [rof/col]