Reporter : Moch. Nur Rofiq
blokTuban.com - Banjir bandang melanda Desa Rengel dan Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, pada Sabtu (4/12/2025) sore.
Akibat peristiwa ini, jalan penghubung Tuban-Bojonegoro terputus, sementara beberapa ruas jalan di sejumlah desa tak dapat dilalui karena dipenuhi air bercampur lumpur yang mengalir deras.
Ketua Komisi II DPRD Tuban, Fahmi Fikroni, menilai bahwa banjir bandang tersebut terjadi akibat beberapa faktor.
Selain cuaca ekstrem, ia menyebut ulah manusia sebagai penyebab utama.
Aktivitas tambang serta perubahan fungsi lahan menjadi sorotan utama politisi yang akrab disapa Roni ini.
“Kami menemukan di lapangan bahwa lahan pertanian banyak dijadikan perumahan, dan lahan perhutani dijadikan pertanian. Ini menjadi persoalan serius, karena kawasan hutan yang seharusnya berfungsi menahan air semakin berkurang,” ungkap Roni.
Menurutnya, alih fungsi lahan secara masif mengancam ekosistem dan meningkatkan risiko bencana alam, seperti banjir bandang.
Untuk mengatasi persoalan ini, DPRD Tuban berencana memanggil Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP2P) serta Perhutani guna mencari solusi terbaik.
“Kami akan mengundang Perhutani dan Dinas Pertanian untuk hearing dan menentukan langkah-langkah strategis dalam mengantisipasi banjir di Kabupaten Tuban,” lanjutnya.
Roni juga menekankan pentingnya sikap tegas dari Dinas Pertanian dan Perhutani dalam menangani permasalahan alih fungsi lahan tersebut.
“Jangan sampai jika dibiarkan terus-menerus, hutan di Tuban habis dijadikan lahan pertanian oleh masyarakat,” tutupnya.
Banjir bandang ini menjadi pengingat pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan agar bencana serupa tidak kembali terulang. [Rof/Ali]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published