Nelayan Tuban dan Lamongan Kembangkan Sambal Berkualitas Ekspor

Reporter : Ali Imron 

blokTuban.com - Puluhan nelayan di daerah Tuban dan Lamongan berpartisipasi dalam kompetisi membuat sambal. Ada berbagai jenis sambal seperti sambal rajungan, sambal teri, sambal tongkol, dan sambal cumi. 

Semua peserta berusaha menunjukkan kemampuan terbaik mereka dengan mengeluarkan resep rahasia masing-masing.

“Kami mencari cara agar sambal ini bisa membuat orang ketagihan,” kata Mugi, Ketua Rukun Nelayan Brondong, Lamongan, saat acara berlangsung pada Selasa (30/7/2024) di sebuah kafe di Desa Brondong, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Para nelayan Tuban juga terlihat kompetitif namun tetap akrab. Mereka saling melempar godaan dan candaan, lengkap dengan kostum dan alat masak seperti chef restoran.

Sebelum lomba dimulai, 40 nelayan dari 8 rukun nelayan di Kabupaten Tuban mengikuti pelatihan pengolahan hasil laut yang dipandu oleh pemilik merek Sambal Pantura, Siti Arofah. 

Pelatihan ini juga didampingi oleh Kelompok Ibu Inspirasi Tuban, Perkumpulan Ibu Nelayan Paciran, dan produsen Ketam Lohgung, Lamongan.

Dalam pelatihannya, Siti Arofah menekankan beberapa hal penting dalam mengolah sambal agar tahan lama dan tetap enak. 

Menurutnya, menjaga proses memasak dan menghindari tercampurnya air ke dalam sambal adalah kunci agar produk bisa bertahan di pasar.

“Perhatikan proses masak dan hindari tercampurnya air ke dalam sambal,” ujar Arofah.

Menurut Mugi, pelatihan dan diskusi ini adalah hal baru bagi kelompoknya. Selain mengajarkan cara membuat sambal yang layak dijual, kegiatan ini juga mempererat hubungan antara rukun nelayan di dua kabupaten yang lama tidak bertemu dan bertukar informasi penting.

“Selain menang lomba, semoga hasil pelatihan olahan hasil laut ini bisa kami kembangkan secara serius,” harap Mugi.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Tahun 2024 yang diprakarsai oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). 

Program ini bertujuan untuk meningkatkan potensi ekonomi nelayan serta mensosialisasikan zona keamanan dan keselamatan Floating Storage Offloading (FSO) Gagak Rimang kepada nelayan di dua kabupaten.

Perwakilan EMCL, Rifqi Romadon, menjelaskan bahwa kegiatan ini diawali dengan diskusi kelompok terarah yang diikuti oleh pengurus rukun nelayan dan kelompok nelayan. 

Diskusi ini menghasilkan kesepakatan bahwa semua pihak akan ikut serta dalam menjaga keamanan dan keselamatan dengan tidak mendekati FSO Gagak Rimang.

“Dalam melakukan aktivitas di laut, kami imbau nelayan untuk menjaga jarak di area terbatas 1.750 meter dan area terlarang 500 meter dari FSO Gagak Rimang,” pungkas Rifqi. [Ali/Rof]