Pelajar Tuban Lestarikan Kesenian Jaranan

Reporter : Ali Imron 

blokTuban.com – Memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2024, Sanggar Pemuda Bergerak menggelar acara lestarikan seni jaranan dengan melibatkan ribuan siswa-siswi Taman Kanak-Kanak (TK) dan pelajar Sekolah Dasar (SD).

Acara berlangsung di Lapangan Sumur Kulon, Desa/Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban.

Ribuan pelajar tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan yang dimulai dengan materi seni jaranan.

Selanjutnya, mereka dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk mewarnai jaranan yang telah disediakan panitia. Aktivitas ini bertujuan untuk meningkatkan akrab dan kekompakan antar siswa dari berbagai sekolah.

Setelah sesi mewarnai, peserta diajak berlatih gerakan-gerakan dasar seni jaranan dengan bimbingan dari anggota Sanggar Pemuda Bergerak yang berpengalaman. Para peserta kemudian mempraktikkan ilmu yang diperoleh dengan menari jaranan secara massal.

Ketua Sanggar Pemuda Bergerak, Bambang Budiono, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya sanggar untuk mencerdaskan anak-anak di Kabupaten Tuban dan melestarikan kesenian lokal. 

"Kegiatan ini adalah bagian dari upaya tahunan kami, dengan tema yang selalu berubah. Tahun ini kami memilih seni jaranan karena kami ingin anak-anak lebih mengenal dan mencintai kesenian tradisional," ungkap Bambang.

Acara diikuti oleh sekitar seribu pelajar TK dan SD se-Kecamatan Plumpang. Bambang menyatakan kemungkinan untuk menggelar acara serupa dengan cakupan yang lebih luas di masa depan, tergantung pada antusiasme peserta.

Bambang juga mengapresiasi dukungan dari Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Tuban, dan berharap pemerintah daerah akan terus mendukung pelestarian budaya di Tuban.

Kepala Disbudporapar Tuban, Mohammad Emawan Putra, menegaskan komitmen pemerintah dalam melestarikan kesenian daerah. Emawan juga berharap agar kegiatan serupa tidak hanya berhenti pada satu hari, melainkan menjadi bagian dari program berjenjang, seperti lomba menari atau membuat jaranan.

Nikmah (36), salah satu wali murid dari Desa Sumberagung, mengapresiasi kegiatan ini sebagai langkah positif dalam melestarikan seni jaranan. Ia menambahkan bahwa kegiatan seperti ini penting untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari gadget dan memperkenalkan mereka pada tradisi lokal.

Acara ini diharapkan dapat terus menjadi sarana untuk mengenalkan dan mencintai budaya lokal di kalangan generasi muda. [Ali/Dwi]