Reporter : Dwi Rahayu
blokTuban.com - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban melaporkan bahwa hingga pukul 12.00 WIB, sebanyak 686 orang telah terkonfirmasi positif tuberkulosis (TBC), sementara 6.824 lainnya dinyatakan suspek TBC.
Upaya penemuan kasus TBC semakin digencarkan untuk memutus rantai penularan dan menyembuhkan penyakit ini, serta mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes P2KB Tuban, Syahrul Afifa Ratna Sari, melalui Analis Penyakit Menular Susilowati, menyebutkan bahwa dalam satu tahun, Dinkes P2KB Tuban menargetkan penemuan setidaknya 2,742 kasus TBC.
"Upaya deteksi kali ini menyasar anak-anak yang diperkirakan mengalami stunting dengan gejala penurunan berat badan serta batuk yang tidak kunjung membaik meskipun sudah diobati. Gejala tersebut diketahui mirip dengan gejala TBC," katanya dikutip dari keterangan resminya, Jumat (16/5/2024).
Untuk memverifikasi apakah seorang anak menderita TBC, anak yang menunjukkan gejala tersebut akan menjalani tes mantoux atau tuberculin skin test (TST). Jika hasil tes menunjukkan positif, penelusuran akan dilakukan terhadap semua orang yang memiliki kontak dekat dengan anak tersebut.
Untuk mendukung deteksi kasus TBC pada anak-anak, Dinkes P2KB Tuban telah menerima 50 vial reagen untuk pemeriksaan TST dari Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
"Setiap vial cukup untuk melakukan pemeriksaan TST pada 10 anak," jelasnya.
Pada kasus TBC anak, diperlukan masa pengobatan selama 6 bulan. Oleh karena itu, Dinkes P2KB Tuban mengimbau agar keluarga terdekat anak-anak yang menderita TBC secara konsisten mendampingi mereka mengonsumsi obat-obatan selama periode tersebut hingga dinyatakan sembuh.
[Dwi/Ali]