Reporter : Dwi Rahayu
blokTuban.com - Angka stunting di Kabupaten Tuban saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Jawa Timur, seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Tuban, Budi Wiyana, dalam kegiatan internalisasi pengasuhan balita untuk percepatan penurunan stunting di Pendopo Krida Manunggal.
Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Kabupaten Tuban mencapai 17,7 persen, sedikit lebih tinggi dari Provinsi Jawa Timur. Namun, angka ini masih lebih rendah dibandingkan prevalensi nasional yang mencapai 21,5 persen.
Budi Wiyana menegaskan bahwa sesuai arahan bupati, meskipun target nasional untuk prevalensi stunting di tahun 2024 adalah 14 persen, Kabupaten Tuban akan berusaha menekan angka ini hingga mencapai satu digit.
Ia juga menyampaikan apresiasi dari Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, kepada semua pihak yang berkolaborasi dalam upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Tuban.
"Hasil dari upaya ini terlihat dari penurunan angka stunting dari 24,9 persen pada tahun 2022 menjadi 17,8 persen di tahun 2023," katanya, Rabu (15/5/2024).
Budi Wiyana, mantan Kepala Bappeda Tuban, menyatakan keyakinannya bahwa hasil dari kegiatan tersebut akan berkontribusi signifikan dalam menurunkan angka stunting lebih lanjut di tahun 2024.
"Kunci keberhasilan penurunan stunting adalah kolaborasi antara pemerintah dan berbagai stakeholders terkait, yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan kembali tahun ini," imbuh mantan Kepala Bappeda Tuban itu.
Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi antara Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban, diikuti oleh 135 peserta yang terdiri dari keluarga baduta, keluarga balita, kader/anggota BKB, TPK, ketua TP-PKK, serta koordinator penyuluh KB dari berbagai kecamatan di Kabupaten Tuban.
[Dwi/Ali]