Reporter : Muhammad Nurkholis
blokTuban.com - Habis jatuh tertimpa tangga mungkin itu pepatah yang saat ini dirasakan oleh petani Desa Kanorejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Hal itu karena terdampak luapan Sungai Bengawan Solo, Senin (11/3/2024).
Pasalnya, tanaman padi dan cabai yang baru ditanam lagi pasca mati terendam banjir, harus terendam banjir lagi dan terancam harus mati lagi.
Menurut anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kanorejo, Bambang (48) mengatakan jika tanaman padi di sana baru berumur 1 minggu.
“Padi di sini baru berumur satu minggu,” ujar Bambang.
Bambang mengatakan, selain lahan tanaman padi terdapat juga lahan tanaman cabai yang harus terendam banjir lagi. Sedangkan untuk tanaman cabai yang terendam banjir baru berusia 2 minggu.
“Kalau cabai, usianya 2 minggu,” imbuhnya.
Bambang menceritakan, air mulai datang sejak kemarin malam. Saat ini sudah merendam sekitar 250 hektar lahan sawah, dan petani di sana ditaksir harus mengalami kerugian sekitar ratusan juta.
Dengan hitungan untuk cabai per hektar biaya tanam sekitar Rp34 juta dan untuk padi per hektar kurang lebih Rp6 juta.
“Cabai sudah tanam dua kali,” bebernya.
Selain menggenangi lahan pertanian, meluapnya air Bengawan Solo juga turut menggenangi sekitar satu kilometer jalan desa.
Menurut Bambang banjir sering terjadi di Desa Kanorejo, lantaran tak adanya tanggul penahan air di pinggiran Sungai Bengawan Solo.
Hal inilah yang menyebabkan air langsung meluber ke area pemukiman warga dan lahan pertanian setempat.
“Banjir sering terjadi karena tak ada tanggul, semoga pemerintah segera membuatkannya agar tidak banjir,” pungkasnya. [Nur/Ali]