Penulis : Nurul Mu’affah
blokTuban.com – Memiliki wilayah seluas 269 Ha, Desa Bancar yang terletak di Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban ini dihuni oleh penduduk sebanyak kurang lebih 2.442 jiwa dengan mayoritas bermatapencarian sebagai nelayan dan petani, Minggu (3/12/2023).
Desa Bancar berbatasan langsung dengan Desa Margosuko di sebelah Timur, Desa Bogorejo di sebelah Barat, Desa Ngampelrejo di sebelah Selatan dan Laut Jawa di sebelah Utara.
Secara administratif, Desa Bancar hanya memiliki satu dusun saja, yakni Dusun Bancar. Namun menurut keterangan Akhmad Anam, Kepala Desa Bancar, bahwa dahulu sebelum dikenal dengan nama Desa Bancar, di daerah ini dahulunya terdapat dua wilayah yang bernama Paloh dan Tajung.
Paloh terletak di Desa Bancar sebelah timur yang mana dahulu penduduknya terus bermigrasi bergeser ke arah barat. Di daerah Paloh tersebut terdapat peninggalan berupa Sumur Paloh yang hingga saat ini rutin diadakan kegiatan sedekah bumi setiap tahunnya pada saat sebelum musim tanam padi dan sesudah panen. Sedangkan daerah Tajung saat ini terpecah menjadi Desa Bogorejo dan Bancar.
“Sebelum terbentuk Desa Bancar secara administrasi, dulu itu ada satu wilayah namanya Paloh dan Tajung. Paloh itu Bancar sebelah timur sini yang penduduknya itu terus bergeser kea rah barat, ada lagi wilayah namanya Tajung. Tajung itu kemudian terpecah menjadi Bogorejo dan Bancar,” ujar Kades Bancar.
Di Desa Bancar juga terdapat makam waliallah bernama Mbah Sayyid Abdullah Sajad yang terletak di pesisir Laut Jawa dan berada di Dusun Bancar. Di makam tersebut rutin diadakan acara haul setiap tahunnya di bulan Suro.
Tak hanya itu, Desa Bancar juga memiliki ikon berupa jangkar raksasa yang ditemukan di pesisir laut Desa Bancar. Jangkar tersebut sampai saat ini masih tergeletak di pemukiman warga, namun jangkar lainnya sudah di bawa di Museum Surabaya.
Konon menurut cerita yang beredar, jangkar tersebut merupakan jangkar milik kapal Dampo Awang yang pernah bersandar di kawasan pantai desa setempat.
“Di situ juga ada peninggalan sejarah berupa jangkar, ada fisiknya, jangkar kapal itu yang besar, konon katanya peninggalan Dampo Awang,” imbuhnya.
Di sisi lain, uniknya di Desa Bancar ini juga terdapat buah kawis, yang mana merupakan tanaman langka asal Srilangka dan India. Buah Kawis biasa dijumpai di daerah dengan ketinggian kurang dari 300 M di atas permukaan air laut, tanaman ini menyukai tempat yang kering, bahkan dapat hidup di daerah yang gersang dan tandus.
Namun saat ini keberadaan buah kawis sudah cukup langka. Di Tuban buah ini dapat ditemukan di Desa Bancar. Biasanya buah kawis berbuah musiman. Kayu tanaman kawis dapat digunakan untuk kayu bakar.
Selain itu, blendok yang keluar dari kulit kayunya dapat digunakan untuk bahan pembuat tinta. Bunga dan daun kawis dapat dimanfaatkan untuk memperlancar pencernaan. Buah ini biasa dikonsumsi dengan cara dimakan langsung, dijus dan dijadikan sirup. [Rul/Ali]