Penulis : Nurul Mu’affah
blokTuban.com - Berjarak sekitar 31 Km dari pusat ibu kota Tuban, Desa Pabean merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban. Untuk jarak tempuhnya, dari pusat Ibukota Tuban ke Desa Pabean dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 40-45 menit, Minggu (3/12/2023).
Diketahui desa seluas 52 Ha ini berbatasan langsung dengan Desa Gadon di sebelah Barat, Desa Pulogede di sebelah Selatan, dan Desa Tambakboyo di sebelah Timur, dan Laut Jawa di sebelah Utara.
Desa yang dihuni penduduk sebanyak kurang lebih 2.700 jiwa ini terbagi ke dalam dua dusun yakni Dusun Karangrejo dan Dusun Pabean. Selain itu, letak Desa Pabean yang berada di pesisir Laut Jawa membuat penduduk desa ini rata-rata bermatapencaharian sebagai nelayan dan sebagai pedagang.
Desa Pabean juga dikenal sebagai sentral industri hasil perikanan karena wilayahnhya yang berada di pesisir Laut Jawa. Banyak dijumpai produk-produk olahan hasil perikanan di sepanjang Desa Pabean seperti kerupuk ikan, ikan kering, berbagai olahan ikan, keripik ikan dan sebagainya.
Menurut keterangan Sugito, Kadus Karangrejo, penamaan Desa Pabean berasal dari kata “Kepabeanan” yang mana dikarenakan dahulu pada zaman penjajahan, di daerah ini terdapat sebuah tempat yang menjadi pusat jual beli ikan dan terdapat sebuah kantor kepabeanan.
Dikutip dari laman klikpajak, Pabean adalah sebuah instansi yang mengawasi dan mengurus bea impor dan ekspor melalui jalur darat, laut, maupun udara.
Kepabeanan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan pengawasan barang yang masuk atau keluar dari daerah pabean sesuai Undang-undang yang berlaku.
“Kalau sejarah untuk Desa Pabean sendiri tidak ada bukti yang tertulis, jadi ya kepastian sejarahnya juga belum bias dipastikan. Cuma kata dari orang-orang dulu, Pabean itu asal mulanya kan di sini itu di daerah pesisir, dulu zaman penjajahan kan rata-rata daerah yang dikuasai penjajah kan daerah Pantura. Jadi dulu sempat ada tempat semacam tempat jual beli ikan daerah Pantura, teruus muncul nama Pabean itu karena ada semacam kantor itu to, dulu kan kepabeanan terus jadi nama Pabean,” jelas Sugito.
Namun cerita asal-usul tersebut belum dapat dipastikan secara pasti dikarenakan minimnya bukti sejarah yang ada, sehingga cerita tersebut hanyalah cerita yang berkembang dari mulut ke mulut saja.
Di lain sisi, masyarakat Desa Pabean memiliki sebuah tradisi yang unik yang bernama Tradisi Bucu Kendit. Tradisi ini mirip dengan tradisi sedekah bumi. Hanya saja yang unik dari tradisi ini adalah masyarakat membuat tumpeng atau bucu yang ujung tumpengnya diberi warna hitam melingkar yang berasal dari pewarna makanan.
“Kalau setiap malam Jum’at Wage itu ada kegiatan kemasyarakatan kirim doa, istilahnya kalau di sini Bucu Kendit,” imbuhnya.
Kegiatan Bucu Kendit biasa dilakukan di setiap hari Jumat Wage di sebelah barat Kantor desa Pabean. Dihadiri warga sekitar dengan membawa tumpeng, diiringi doa bersama dan ditutup dengan acara makan bersama.
Kegiatan ini bertujuan untuk memohon keselamatan dan mengirim doa kepada leluhur warga Desa Pabean, selain itu tradisi ini juga sekaligus sebagai ajang silahturahmi warga. [Rul/Ali]