Petani Karangtinoto Tuban Gunakan Pupuk Organik, Gubernur Jatim: Harus Jadi Contoh Wilayah Lain

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Saat melakukan panen raya padi bersama dengan para petani di Desa Karangtinoto, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Gubernur Jawa Timur (Jatim) secara khusus memuji petani setempat. 

Pasalnya, sejumlah petani di wilayah tersebut telah memiliki kesadaran secara kolektif, dalam mengelola lahan sawah  pertanian padi, dengan menggunakan pupuk organik. 

"Ada kesadaran kolektif para petani Gapoktan, untuk bisa menggunakan pupuk organik. Jadi komposisinya sudah 1 : 6 antara pupuk kimia dengan pupuk organik," ucap Gubernur Jatim, Khofifah Indar parawansa kepada sejumlah awak media, saat ditemui setelah panen raya padi, Rabu (1/11/2023). 

Menurutnya, banyak kelebihan yang didapatkan dari penggunaan pupuk organik, seperti halnya hara tanah terjaga. Biasanya, proses untuk bisa pengolahan tanah dari kimia ke kimia, semakin lama tanah menjadi keras dan unsur hara tanah semakin turun. 

baca juga:

Kemarau Panjang, Petani Bantaran Bengawan di Tuban Malah Produktif Tanam Padi

 

Disisi lain, Khofifah sapaan akrabnya juga menyoroti penggunaan pupuk organik yang dilakukan oleh petani di Desa Karangtinoto tersebut. Pasalnya, produksi padi pada saat menggunakan pupuk organik semakin naik, sehingga dapat menjadi referensi dan best praktis untuk Gapoktan lainnya. 

"Ada hal menarik bahwa dibeberapa titik, ketika menggunakan pupuk organik produksinya menjadi menurun. Tapi ini tidak, produksinya justru semakin naik, sehingga ini bisa menjadi referensi yang dilakukan oleh petani Tuban, bisa dijadikan contoh oleh Gapoktan dimana saja," katanya. 

Pasalnya, rata-rata petani yang menggunakan pupuk organik, produktivitas nya akan mengalami penurunan, baru kemudian akan kembali mengalami peningkatan hasil produksi. 

Namun, di lahan pertanian Desa Karangtinoto ini justru mengalami peningkatan dari 7 ton padi menjadi 12 ton padi yang dipanen. 

"Ketika menggunakan pupuk organik operational cost nya turun, akan tetapi ternyata produktivitas nya meningkat. Jadi ada nilai tambah yang cukup signifikan yang bisa dirasakan oleh petani, sehingga banyak sekali mulit player effect dari penggunaaan pupuk organik," jelasnya. 

baca juga:

Keren, Perempuan Ini Sulap Limbah Jagung Tuban Jadi Produk Bernilai Tinggi

Bukan hanya penggunaan pupuk organik saja, dalam kesempatan itu Gubernur wanita tersebut juga mengapresiasi metode penjualan lelang yang dilakukan oleh petani setempat. Menurutnya, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah Kering Panen (GKP) saat ini adalah Rp5 ribu. 

Namun, dengan sistem lelang yang telah dijalankan oleh petani selama empat tahun ini, Harga GKP setempat bisa mencapai Rp7 ribu. 

Sementara Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky menambahkan dengan penggunaan pupuk organik yang dilakukan oleh petani, membuat biaya operasional menjadi menurun, namun harga jual petaninya cukup tinggi.

"Karena ada sistem yang luar biasa, disini ada sistem lelang. Jadi petani yang diuntungkan disini, bukan tengkulaknya yang diuntungkan," pungkasnya. 

Sekedar diketahui, Indeks Pertanaman Kelompok Tani di Desa Karangtinoto ialah IP3 atau padi-padi-padi, dengan produktivitas rata-rata sebanyak 11 ton/Ha GKP. Dimana, saat ini harga GKP yang dipanen menggunakan combine harvester bisa mencapai Rp7,2 ribu, sedangkan beras medium seharga Rp12.5 ribu perkilogram nya. [Sav/Dwi] 

 

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS