Penulis : Nurul Mu’affah
blokTuban.com - Setiap daerah pasti memiliki cerita sejarahnya masing-masing, demikian halnya dengan Desa Kenanti. Terletak di pesisir Laut Jawa, Desa Kenanti merupakan sebuah desa kecil yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban. Desa seluas 18,20 Ha ini hanya memiliki satu dusun saja, yakni Dusun Kenanti.
Sejarah asal-muasal Desa Kenanti menurut keterangan yang Munaim perangkat Desa Kenanti, disebutkan ada dua versi cerita terkait asal-usul desanya. Cerita pertama yakni bermula saat dahulu sekitar Abad 17 terdapat sebuah kapal yang melintas di Pantai Utara Jawa hendak menuju ke Pulau Madura untuk memakamkan seorang kiai atau syekh, namun anehnya di tengah perjalanan, tepatnya di Desa Kenanti, kapal tersebut tiba-tiba berhenti.
Lalu sang nahkoda pun mencoba untuk merubah haluan dan hasilnya masih sama. Kapal tersebut tetap diam dan tidak beranjak dari tempat semula. Padahal tujuannya masih jauh untuk memulangkan mayat seorang kiai yang berada di kapal tersebut.
Pada akhirnya disepakati bahwa kiai tersebut hendak dimakamkan di Desa Kenanti, tempat berhentinya kapal tadi. Lalu sang Anak buah kapal (ABK) dibantu masyarakat sekitar bergegas untuk membawa mayat tersebut untuk disemayamkan.
Namun kejadian aneh terjadi, setelah mayat di bawa, tiba-tiba orang yang membawa mayat tersebut berhenti dan tidak bias bergerak, warga yang lain pun berbondong-bondong membantu tetapi hasilnya sama. Sehingga setelah disepakati mayat tersebut di makamkan di tempat tersebut yang kira-kira letaknya sekitar 30-50 meter dari bibir pantai.
“Dulu itu ada kapal, istilahnya sih kapal pedagang yang di kapal tersebut itu ada seorang istilahnya sesepuh atau kiai yang rencananya itu mau dimakamkan di Madura. Nggak tau karena kondisi laut atau kondisi hujan tapi kapal tersebut itu tidak bisa ke arah timur. Dan akhirnya dia bersandar di Desa Kenanti. Terus kiai tersebut mau dimakamkan di sebelah selatan masjid, tapi nggak taunya juga waktu di angkat itu yang ngangkat itu tidak bisa jalan, mistisnya gitu dan pada akhirnya di makamkan di tempat tersebut, sampai sekarang letaknya itu di tepi laut, sekitar 30-50 meter,” jelas Munaim, perangkat Desa Kenanti, Minggu (29/10/2023).
Pada saat dikubur, mayat tersebut “Diklanteni Teken” (dikasih tongkat) dan kemudian para ABK berpamitan untuk pulang, dengan berpesan kepada warga sekitar bilamana suatu hari nanti setelah ramainya zaman daerah tersebut dinamakan Desa Kenanti. Adapun makam tersebut hingga kini dikenal dengan nama Makam Syech Abdullah atau Makam Mbah Santri.
“Setelah di makamkan kiai tersebut membawa, kalau di Kenanti itu namanya teken atau tongkat, makannya ada penyebutan teken dibawa mati, sehingga menjadi nama Kenanti,” tambahnya.
Adapun mengenai versi kedua, banyak sesepuh desa ini juga mempercayai bahwa penamaan Desa Kenanti berasal dari sebuah tembang bernama Tembang Kinanthi, sehingga desa ini dinamakan Kenanti.
“Untuk versi yang kedua itu dari tembang Kinanthi, dulu kan ada tembang terus ditulis di lontar. Tembang tersebut namanya tembang kinanthi, tapi kalau sesepuh-sesepuh dulu meyakini yang tembang Kinanthi itu,” jelas Munaim.
Uniknya, di Desa Kenanti sama sekali tidak terdapat lahan pesawahan, sehingga mayoritas warga Desa Kenanti bekerja sebagai nelayan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan hasil lautnya yang melimpah, di desa ini terkenal akan UMKM pengolahan ikan kering. Terdapat setidaknya sekitar 10 home industri pengolahan ikan kering yang memproduksi ikan kering setiap harinya.
Adapun mengenai tradisi yang masih dilestarikan warga sekitar yakni tradisi sedekah laut yang biasa dilaksanakan setiap tahunnya dengan acara tumpengan atau bancakan yang biasanya diadakan di Makam Santri. Tak hanya itu desa Kenanti juga memiliki tradisi kirab desa yang dilaksanakan setiap tahun pada tanggal satu suro.
Kirab ini dilakukan dengan berkeliling desa dari ujung timur hingga ke ujung barat Desa Kenanti dengan tujuan untuk mensucikan atau membersihkan pada bulan muharam. Adapun mengenai batas wilayah, Desa Kenanti berbatasan dengan Desa Sobontoro di sebelah Timur, Desa Tambakboyo di sebelah Barat, Desa Dasin di sebelah Selatan dan Laut Jawa di sebelah Utara. [Rul/Ali]