Oleh: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Pemanfaatan sumber energi terbarukan atau renewable energy, menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dapat menjadi jalan keluar menurunkan suhu bumi.
"Laju kenaikan suhu bumi yang seolah melompat ini karena adanya gas-gas rumah kaca," katanya seperti dikutip bloktuban, Kamis (19/10/2023) dalam rilis acara Forum Merdeka Barat 9 (FMB9).
Hal tersebut disampaikan Dwikorita dalam program pendidikan Green Leadership Indonesia (GLI) yang diselenggarakan Institut Hijau Indonesia, Minggu (15/10/2023). Acara yang mengangkat tema "Pemahaman tentang Isu Perubahan Iklim Bagi Green Leaders" tersebut diikuti ratusan peserta dari berbagai provinsi di Indonesia.
Adanya perubahan iklim ini menimbulkan bencana yang secara intensitas dan durasi semakin bertambah, namun juga krisis air yang juga berimbas pada berbagai sektor kehidupan. Salah satunya yang terdampak adalah sektor pertanian dimana Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi dunia akan mengalami ancaman krisis pangan pada tahun 2050 mendatang.
Butuh pengendalian penggunaan energi fosil yang berlebihan. Hal ini berdasarkan kajian memitigasi kenaikan suhu yang diprediksi mencapai tiga kali lipat pada akhir abad ke-21.
"Yang bisa dilakukan masyarakat dengan beralih menggunakan transportasi publik yang ramah lingkungan serta mulai mau menggunakan kendaraan listrik dan memanfaatkan energi surya dalam kehidupan sehari," ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan, rutin melakukan penanaman juga menjadi solusi agar emisi karbon yang dihasilkan dari efek gas rumah kaca bisa terserap.
Dwikorita menerangkan, BMKG mencatat secara keseluruhan, tahun 2016 merupakan tahun terpanas di Indonesia dengan nilai anomali sebesar 0.8 °C relatif terhadap periode klimatologi 1981 hingga 2020. Tahun 2020 sendiri menempati urutan kedua tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.7 °C, dengan tahun 2019 berada di peringkat ketiga dengan nilai anomali sebesar 0.6 °C.
Diketahui World Meteorolgical Organization (WMO) mencatat bahwa tahun 2023 menjadi tahun dengan pernuh rekor temperatur. Diantaranya adalah sepanjang Juni-Agustus menjadi 3 bulan terpanas sepanjang sejarah serta gelombang panas (heatwave) terjadi di banyak tempat secara bersamaan.(*)
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS