Penulis : Leonita Ferdyana Harris
blokTuban.com – Terletak di Kecamatan Semanding, Tuban, Desa Tegalagung dihuni oleh masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani. Baik petani padi, jagung, maupun kacang, sesuai musim. Dengan sumber air tanah yang melimpah.
Selain memanfaatkan aliran Sendang Bektiraharjo, mereka juga memiliki sumber pengairan sendiri yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat desa. Konon, seorang wali yang sedang kehausan berniat meminta minum kepada warga desa namun ditolak dan diusir. Lalu pergilah wali tersebut ke Desa Tegalagung yang kala itu belum dinamai.
Beliau disambut dan diterima dengan baik. Dengan keberkahannya, beliau pun mendoakan keberlimpahan untuk desa ini. Maka, munculah banyak keberkahan seperti lancarnya sumber mata air. Nama Tegalagung juga tidak luput dari kondisi alam yang berlimpah air.
Terbentuk dari 2 kata, tegal yang artinya lapangan, dan agung yang artinya melimpah. Hal ini dibuktikan dengan suburnya tanah sehingga mudah ditanami dan menghasilkan hasil panen yang baik dan melimpah.
Merasa keberlimpahan, masyarakat tidak melupakan rasa syukurnya. Ada 4 hari besar yang diperingati sekali dalam setahun dengan 4 tempat berbeda. Senin pon di Makam Sambi, senin kliwon di Makam Serut, kamis pon di Makam Mutuk, dan rabu kliwon di Sumur Glipang.
Dalam peringatannya, sebagaimana umumnya kegiatan yang diadakan ialah manganan dan tampilan dari pertunjukan sirik atau tayub. Biasanya, lakon tayub dan sindir dipanggil dari paguyuban desa-desa lain.
Dengan beberapa upacara peringatan budaya adat yang harus dilestarikan, Tamdji (45) tokoh masyarakat menyayangkan minimnya minat kawula muda dalam mempelajari budaya. Sekarang ini para pemuda terkesan memasrahkan kebudayaan kepada generasi tua tanpa memiliki niat besar untuk turut melestarikan.
“Kita sekarang hanya punya 1 sesepuh yang biasa memimpin acara-acara kebudayaan desa. Yang lainnya sudah pada meninggal. Kalau anak-anak muda saja sudah kehilangan minat untuk tahu dan belajar, takutnya lama-lama akan berkurang juga sinergi budanyanya. Bisa jadi punah malah,” ujarnya pada tim blokTuban, Selasa (17/10/2023).
Tamjdi menambahkan bahwa pemeritah juga berencana mendirikan wahana bermain air dalam beberapa tahun mendatang agar dapat menambah uang kas desa.
“Di sini ada banyak tanah desa yang masih kosong. Kalau ada dana, niatnya mau bangun kolam renang buat tambah-tambah uang kas desa," tutupnya. [Leo/Ali]