Penulis : Nurul Mu’affah
blokTuban.com - Desa Kedungsoko merupakan sebuah desa yang terletak tak jauh dari Sungai Bengawan Solo, yang masih tergabung di wilayah Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban. Desa yang dihuni oleh penduduk kurang lebih 5.350 jiwa ini tersebar di tiga dusun diantaranya Dusun Sisir, Dusun Kedung dan Dusun Bandungrowo.
Adapun mengenai sejarah asal-usul Desa Kedungsuko sejuah ini dituturkan dari orang tua setempat. Menurut keterangan Riva’i, Kepala Desa Kedungsoko, dahulu sebelum dikenal menjadi Desa Kedungsoko, daerah ini terdiri dari tiga dusun, yakni Sisir, Kedung dan Bandungrowo yang masing-masing memiliki kepala pemerintahan sendiri, hal ini dibuktikan dengan adanya tanah bengkok yang tersebar di masing-masing dusun.
“Kalau kita tilik asal-usul desa, di Dusun Kedung itu karna kelihatannya awal-awal itu kepala desa pertama itu di Dusun Kedung. Kemudian di zaman Belanda entah sudah kemerdekaan itu ada penataan, jadi tiga Dusun itu dijadikan satu, karena asal-usulnya Kedungsuko itu berawal dari kata “kedung” jadi ada Dusun Kedung itu mungkin yang masih terbawa, kepala desa pertama kan dari Dusun Kedung. Dan dulu bukan Kedungsuko tapi Sukorejo, itu nama SD ternyata,” jelasnya kepada bloktuban, Jumat (6/10/2023).
Selain itu, Riva’i juga menjelaskan bahwasannya kepala desa pertama merupakan orang yang berasal dari Dusun Kedung, sehingga pada saat ada penataan wilayah kemudian tiga dusun ini disatukan menjadi satu dan dinamakan Desa Kedungsoko. Ia menambahkan, dahulu Desa ini juga dikenal dengan nama Sukorejo, namun setelah ditelisik lebih dalam ternyata nama tersebut adalah nama sebuah SD.
Kantor Desa Kedungsoko, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban. (Foto: Nurul Mu’affah/ bloktuban)
“Kemudian saya tanya-tanya pada pelaku sejarah desa, khususunya orang-orang tua, tokoh masyarakat tua itu kapan rubahnya dari sukorejo itu jadi Kedungsuko, ini antara Tahun 1963. Tapi kalo Kedungsuko itu terbukti dengan kepala desa tahun 1950 itu saya pernah membaca surat pernyataan tanah itu disana menyatakan bahwa tanda tangan itu di sana sudah menyatakan Kepala Desa Kedungsuko,” tambahnya.
Di sisi lain, Desa Kedungsoko memiliki luas sekitar 588 Ha yang mana 485 Ha diantaranya berupa pesawahan, hal ini membuktikan bahwa Desa Kedungsoko memiliki potensi yang unggul di bidang pertanian. Petani di desa ini rata-rata menanam padi sebagai hasil utama pertanian mereka, namun di musim tertentu juga terdapat beberapa yang menanam melon dan semangka sebagai selingan.
Adapun di desa ini juga terkenal akan UMKM anyaman bambu dan pengrajin sangkar burung yang dijual hingga ke luar daerah.
Selain itu, di desa ini juga terdapat sebuah tradisi yang hingga kini masih dilestarikan yakni tradisi manganan atau sedekah bumi yang biasa dilakukan satu tahun sekali setelah panen padi, dengan tujuan sebagai bentuk rasa Syukur masyarakat dan menghormati tradisi leluhur mereka.[Fah/Dwi]
*Penulis merupakan mahasiswa aktif Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang magang di media blokTuban.com.
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS