Reporter: Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com - Virus baru kembali menyeruak di Dunia pasca virus Covid-19 sudah mereda. Jenis virus baru ini ialah virus Nipah yang saat ini menyerang di wilayah Karela, India dan sudah menewaskan dua orang anak.
Dari beberapa sumber yang dilansir oleh blokTuban.com, virus Nipah ini dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut hingga radang otak, yang diperkirakan tingkat kematiannya berkisar antara 40 sampai 75 persen. Kondisi ini, tentu membuat masyarakat bertanya-tanya terkait apa virus Nipah ini?
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban, Ratna Sari mengatakan jika penyakit emerging zoonotik yang disebabkan oleh virus Nipah, termasuk ke dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.
Pada umumnya, penyakit ini dapat ditularkan dari hewan. Baik hewan liar ataupun domestik dengan kelelawar buah yang termasuk ke dalam famili Pteropodidae sebagai host alamiahnya.
"Sebenarnya penyakit virus Nipah ini bukan penyakit baru, karena virus Nipah pertama kali diidentifikasi berdasarkan laporan wabah yang terjadi pada peternak babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia pada tahun 1998-1999 yang berdampak hingga Singapura," katanya kepada blokTuban.com, Sabtu (23/9/2023).
Dari wabah yang terjadi pada tahun 1998 ini, kemudian dilaporkan terdapat sebanyak 700 orang yang terjangkit virus ini, dengan total kematian berjumlah 407 kasus.
Tidak hanya tida satu negara saja, namun virus Nipah saat itu sudah melanda di lima negara sekaligus. Diantaranya ialah Negara Malaysia, Singapura, Bangladesh, Filiphina, hingga India.
Terbaru, pada bulan Agustus dan September, 2023 penyakit yang disebabkan oleh virus nipah tersebut, kembali dilaporkan di Karela, India sebanyak 4 kasus dengan kematian berjumlah 2 kasus.
Meski demikian, perempuan yang akrab disapa Ratna ini menambahkan jika sampai saat ini, belum ada laporan kasus konfirmasi penyakit virus Nipah di Indonesia. Akan tetapi, beberapa penelitian menyebutkan adanya penemuan virus Nipah pada kelelawar buah, termasuk di Indonesia.
"Sampai saat ini Virus Nipah belum ditemukan di Tuban mbak, di Indonesia juga masih belum ada," katanya. [Sav/Dwi]
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS