Penulis : Ahmad Nawaf Timyati Fandawan
blokTuban.com - Desa Kaliuntu merupakan salah satu desa di Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban, terdiri dari 3 dusun yakni Dusun Krajan, Dusun Kalirejo dan juga Dusun Gedang dengan jumlah penduduk sekitar 2.500 jiwa dan dengan luas sekitar 350 Hektar.
Batas desa sebelah barat yakni Desa Wadung dan sebelah selatan yakni Desa Beji sedangkan di sebelah timur dan utara berbatasan langsung dengan laut.
Adapun asal muasal dari desa ini sendiri yakni menurut Kadus yang bernama Suprapto mengatakan desa ini konon berasal dari kali buntu atau sungai yang buntu. Sebab saking banyaknya pasir dan sampah sehingga sungai tersebut menjadi buntu, kata Kalibuntu sendiri itupun semakin lama berubah menjadi nama Kaliuntu.
“Dari cerita turun temurun ya asal usul kata kaliuntu sebetulnya katanya kalibuntu atau sungai yang buntu karena ya banyaknya pasir dan sampah yang akhirnya makin mengecil dan buntu sungainya, habis itu jadi kalibuntu tapi semakin lama kok huruf B nya hilang jadi kaliuntu," ujar pria berumur 52 tahun tersebut.
Desa Kaliuntu sendiri juga dikenal dengan desa religius dikarenakan banyaknya pesantren–pesantren yang ada disana. Serta banyaknya makam tokoh–tokoh islam yang ada disana seperti makam keramat tengah yang banyak berisi tokoh–tokoh agama serta konon katanya ada makam dari keturunan bupati Tuban zaman Majapahit.
Kantor Desa Kaliuntu, Jenu - Tuban. (Foto: Ahmad Nawaf Timyati Fandawan/ bloktuban)
Terdapat Makam Keramat Kepoh yang juga berisi tokoh–tokoh agama, serta ada juga makam atau pesarean Mbah Suro Tampeng atau Syekh Abdurrohman Bin Absy yang konon katanya seorang pedagang sekaligus pendakwah yang berasal dari Timur Tengah.
Mbah Suro Tampeng ini sendiri ialah seorang pendatang dari Timur Tengah yang datang untuk berdagang sekaligus berdakwah sekitar tahun 700 Masehi. Makam dari Mbah Suro Tampeng tersebut terlatak dibagian pesisir ujung Desa Kaliuntu.
Selain itu, Suprapto juga menambahkan bahwa makam Mbah Suro Tampeng ini merupakan situs religi yang saat ini mulai dibangun menjadi wisata religi yang ada di Desa Kaliuntu. Namun rencana ini masih terkendala dengan akses.
Pasalnya, jalan keluar dari makam tersebut masih tanah milik pribadi, sekarang ini juga mulai dibangun musholla serta pendopo untuk orang berziarah.
“Untuk wisata religi sendiri di desa ini sudah mulai dibangun, dari kepala desa nya juga sudah mempunyai komitmen menemui Pak Bupati untuk berkoordinasi mengenai pembangunan tanggul laut sekaligus akses jalan masuk wisata religi Mbah Suro Tampeng ini," imbuhnya.
Lebih lanjut, tidak jauh dari Makam Mbah Suro Tampeng ini juga terdapat sebuah makam yang dinamakan makam santri yang konon makam itu adalah makam dari anak Mbah Suro Tampeng yang rencananya juga akan dijadikan tempat wisata religi di Desa Kaliuntu.
Selain terdapat banyak pesantren, di Desa Kaliuntu juga dikenal dengan olahan laut seperti Terasi yang bisa dibilang cukup besar dan juga dikenal dengan olahan ikan asapnya.
Sementara dalam sektor perokonomiannya sendiri, Desa Kaliuntu bergantung pada sektor pertanian dan juga perikanan. Sebab, desa ini memiliki tambak udang yang terbilang cukup besar yang berada di pesisir Desa Kaliuntu.(mad/dwi)
*Penulis merupakan mahasiswa aktif Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang magang di media blokTuban.com.
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS