Berawal Punya Kulit Sensitif, Perempuan di Tuban Ini Bikin Sabun Organik Sendiri

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Memiliki kulit yang cenderung sensitif, memang tidak mudah bagi perempuan. Pasalnya, kulit merupakan salah satu aset berharga yang menjadi prioritas utama bagi kebanyakan perempuan. Tak heran, jika kulit sensitif seringkali menjadi persoalan yang serius bagi mereka. 

Seperti halnya yang dialami oleh salah seorang perempuan yang tinggal di Desa Demit, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Berawal dari masalah  kulit yang dialaminya tersebut, kini ia mampu menciptakan sabun organik dari bahan-bahan alami, yang memiliki banyak khasiat bagi kulit. 

"Awalnya saya bikin ini berdasarkan pengalaman saya dari kecil yaitu kulit sensitif. Jadi dari kecil sampai usia 24 tahun itu susah hilang, padahal sudah suntik dan segala macam, tapi saya tidak suka karena ada bahan kimianya. Akhirnya saya menemukan klinik organik, tapi mahal sekali," ujar Noviana kepada blokTuban.com, Jumat (28/7/2023). 

Baca Juga:

Hepatitis B Banyak Ditularkan Ibu ke Anak

Berawal dari pengalamannya tersebut, akhirnya ia bertekad untuk membuat sabun organik dengan bahan premium, namun memiliki harga jual yang terjangkau bagi masyarakat. Dari keinginan tersebut, akhirnya ia menemukan mentor yang berasal dari Negara Brazil. 

Setelah mengikuti pelatihan secara online, akhirnya ia mencoba sendiri di rumahnya. Meski tidak mudah karena harus gagal berulang kali dengan biaya yang tidak sedikit, akhirnya ia berhasil menciptakan sabun organik yang sesuai dengan keinginannya. 

"Saya trial dan eror beberapa bulan, sekian juta saya korbankan untuk trial dan eror ini. Tapi akhirnya terciptalah produk yang sudah sempurna. Tapi walaupun sudah jadi sempurna awalnya konsumen saya tetap saya garansi, kalau ada kurangnya pasti saya ganti," jelasnya. 

Kurang lebih delapan bulan menngeluti usaha ini, lanjutnya, produk sabun organik dengan brand Khatijah Skincare dan Body Soap ini sudah dipasarkan ke luar kota hingga luar pulau Jawa, seperti halnya Batam, Kalimantan, Madura, Surabaya, Pasuruan, Malang, dan beberapa wilayah di Kabupaten Tuban. 

Baca Selanjutnya:

Ketahui Perbedaan Sakit Pinggang Biasa dan Syaraf Terjepit

Selain itu, Vita sapaan akrabnya menambahkan bahwa selama ini ada beberapa kendala yang dialaminya ialah pada pemasaran. Pasalnya, untuk menjelaskan produk sabun tersebut tidaklah mudah. Karena harga sabun organik yang dijualnya tersebut, jauh berbeda jika dibandingkan dengan sabun dengan campuran kimia lainnya.

"Biasanya kalau di reseller saya menjualnya sekitar Rp45 sampai Rp50 ribu, kalau harga dari saya Rp35 ribu. Jadi saya bebaskan reseller saya jual berapapun, karena sebenarnya kualitasnya super premium. Dari kemasan maupun bahan-bahannya super premium," katanya. 

Lebih lanjut, dengan berbekal bahan-bahan seperti coconut oil, olive oil ataupun tom oil, ia bisa menciptakan berbagai varian sabun organik. Yaitu mulai dari coffe, fresh milk dan raw honey, sirih, dan juga rempah, dengan batas usia pemakaian minimal 2 tahun hingga dewasa. 

Meski dalam pembuatan sabun organik ini ia tidak dibantu oleh karyawannya, dalam satu bulan ia bisa memproduksi kurang lebih hingga 200 sampai 300 pcs sabun, dengan berbagai varian warna.  

"Harapan saya dari Pemda sendiri mendukung produk organik seperti ini, dalam mensyiarkan atau membantu saya untuk memperkenalkan produk saya. Terus dari permodalan juga kalau bisa ada dana CSR, bukan diarahkan ke KUR dan untuk konsumen juga lebih paham tentang produk organik," tutupnya. [Sav/Ali]