Angka Stunting di Tuban Masih Tinggi, Kepala BKKBN Jatim : Akan Kami Kawal

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Memasuki pertengahan Tahun 2023 ini, penurunan di angka stunting di Kabupaten Tuban masih tergolong sangat kecil, yaitu 24,9 persen.

Diketahui, pada Tahun 2022 sendiri angka capaian stunting di Kabupaten Tuban mencapai 25,1 persen. Artinya, pada tahun ini penurunan angka stunting di Bumi Wali Tuban kurang lebih hanya berkisar 0,18 persen.

Oleh karena itu, Bupati Tuban Halindra Faridzki menargetkan pada akhir Tahun 2023 mendatang, stunting di Tuban turun diangka 17,4 persen. Sedangkan pada Tahun 2024, ditargetkan turun menjadi 14 persen, sesuai dengan target nasional.

Menanggapi tingginya angka stunting di Kabupaten Tuban tersebut, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Timur (BKKBN Jatim), Maria Ernawati mengatakan jika pihaknya akan terus mengawal perkembangan stunting di Kabupaten Tuban, melalui beberapa program.

“Terkait dengan Tuban yang masih 24 persen, kita akan kawal melalui kegiatan-kegiatan. Salah satunya adalah rembuk stunting, dimana dalam kegiatan itu kita saling berdiskusi antar dinas tentang bagaimana kita bisa mensinergikan dan mengolaborasikan program-program yang fokus pada penurunan stunting,” paparnya, Jumat (9/6/2023).

Adapun langkah tersebut, lanjutnya, dimulai dari sasaran data. Seperti halnya data orang yang terkena stunting, ataupun keluarga yang beresiko terkena stunting. Dengan adanya datanya tersebut, maka sasarannya akan menjadi tepat.

Dimana, pendataan stunting ini sendiri, dilakukan oleh pemerintah setiap lima tahun sekali dan selalu diupdate setiap tahunnya.  

“Kami melakukan pendataan setiap lima tahun sekali, dan diupdate setiap tahunnya. Jadi selalu ada update sasarannya siapa saja,” jelasnya.

Selain melakukan pendataan, perempuan yang akrab disapa Maria ini menambahkan bahwa strategi lain yang dilakukan, untuk menurunkan stunting yaitu melakukan pendampingan terhadap keluarga yang beresiko stunting. Dengan pendampingan tersebut, maka dapat dilakukan pencegahan agar tidak terjadi stunting

“Jadi data ini untuk mengerucutkan segmen, bagaimana kita mendampingi keluarga beresiko stunting siapa saja. Seperti calon pengantin atau ibu hamil, agar tidak melahirkan anak yang stunting, tapi kalau sudah lahir anak juga harus dikawal pertumbuhannya,” katanya.

Lebih lanjut, Maria juga mengaku bahwa pihaknya telah membentuk tim pendamping keluarga, serta beberapa program untuk mendukung penurunan stunting, salah satunya ialah kearifan lokal. Mulai dari pangan lokal hingga program yang bersifat donasi. [Sav/ Dwi]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di

GOOGLE NEWS