Ini Keutamaan Lailatul Qadar yang dapat Diamalkan Saat Wanita sedang Haid

Oleh: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Apakah wanita haid bisa memperoleh lailatur qadar? Adalah pertanyaan yang ada dibenak kaum wanita yang setiap bulannya mengalami menstruasi.

Sebelumnya Juwaibir bin Said Al-Balkhi menanyakan hal tersebut kepada Adh-Dhahhak. Termasuk juga wanita yang sedang nifas, bahkan orang yang tidur. 

Menurut Adh-Dhahhak, mereka semua bisa mendapatkan lailul qadar. Karena setiap orang yang Allah SWT terima amalnya, maka Allah SWT akan memberinya bagian dari lailatul qadar. 

قَالَ جُوَيْبِرٌ : قُلْتُ لِلضَّحَّاكِ : أَرَأَيْتَ النُّفَسَاءَ وَ الْحَائِضَ وَ الْمُسَافِرَ وَ النَّائِمَ لَهُمْ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ نَصِيبٌ ؟قَالَ : نَعَمْ كُلُّ مَنْ تَقَبَّلَ اللهُ عَمَلَهُ سَيُعْطِيهِ نَصِيبَهُ مِنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya, “Jubair berkata, ‘Aku pernah bertanya kepada Adh-Dhahhak, bagaimana pendapatmu mengenai wanita yang sedang nifas, haid, orang yang bepergian (musafir), dan orang tidur, apakah mereka bisa memperoleh bagian dari Lailaltul Qadar? Jawabnya, ya, mereka masih bisa memperoleh bagian. Setiap orang yang Allah SWT menerima amalnya maka Allah SWT akan memberikan bagiannya dari Lailatul Qadar,’” (Lihat Ibnu Rajab Al-Hanbali, Latha`iful Ma’arif fima Limawasimil ‘Am minal Wazha`if, halaman 264).

Sementara itu, dikutip dari NU Online Syekh Nawawi Banten dalam kitab Nihayatuz Zain mengenai tingkatan menghidupkan lailatul qadar. Menurut Syekh Nawawi, setidaknya ada tingkatan dalam menghidupkan atau mengisi lailatul qadar, dari tingkat yang tertinggi sampai yang terendah. 

baca juga:

Malam Lailatul Qadar Ramadan 2023 Kapan? Ini Berkah Dibaliknya

 

Mencari Malam Lailatur Qadar Seperti yang Disampaikan Gus Baha

Pertama, menghidupkan lailatul qadar dengan memperbanyak shalat. Ini adalah tingkatan tertinggi. Kedua, menghidupkan sebagian besar lailaul qadar dengan memperbanyak zikir. Ini adalah tingkatan yang sedang. Ketiga, tingkat terendah atau minimalis adalah dengan melakukan shalat Isya dan Subuh berjamaah.

 ÙˆÙŽÙ…َرَاتِبُ إِحْيَائِهَا ثَلَاثَةٌ عُلْيَا وَهِيَ إِحْيَاءُ لَيْلَتِهَا بِالصَّلَاةِ وَوُسْطَى وَهِيَ إِحَيَاءُ مُعْظَمِهَا بِالذِّكْرِ وَدُنْيَا وَهِيَ أَنْ يُصَلِّيَ الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ وَالصُّبْحِ فِي جَمَاعَةٍ 

Artinya, “Tingkatan menghidupkan lailatul qadar ada tiga. Yang tertinggi adalah menghidupkan lailatul qadar dengan shalat. Sedang tingkatan yang sedang adalah menghidupkan lailatul qadar dengan zikir. Tingkatan terendah adalah menjalankan shalat Isya dan Subuh berjamaah,” (Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, Beirut, Darul Fikr, halaman 198).

Dari ketiga tingkatan yang kemukakan Syekh Nawawi Banten ini, maka yang paling memungkinkan dilakukan wanita yang sedang haid untuk mengisi lailatul qadar sehingga ia bisa memperolah berjibun dan berlimpah pahala adalah tingkatan yang kedua, yaitu mengisi lailatul qadar dengan memperbanyak zikir, berdoa, dan beristighar. Sebab, tingkatan pertama dan ketiga tidak mungkin bisa diambil oleh wanita yang sedang haid.

 

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS