Produk Rajut Crochet Lebih Laku di Tuban Dibanding Model Makram

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.comKerajinan rajut hingga kini masih mendapatkan hati masyarakat di Kabupaten Tuban. Bagaimana tidak, selain kualitasnya juga terjamin, model yang dihasilkan dari benang rajutan tersebut sangat menawan.

Salah satu pengusaha kerajinan rajut di Kabupaten Tuban, Nur Chamida mengatakan jika usaha yang digelutinya sejak tahun 2000 itu, kini semakin diterima oleh masyarakat Tuban. Hal ini, dibuktikan dengan banyaknya warga yang berantusias mengikuti kelas merajut miliknya.

“Untuk di Tuban ini, Alhamdulillah produk rajutan masih banyak diminati oleh masyarakat. Bahkan, banyak ibu-ibunya yang belajar merajut dan akhirnya buka pesanan sendiri,” ujarnya kepada blokTuban.com, Minggu (11/12/2022).

Menurut pengakuan Mida, sapaan akrabnya, pelanggan rajut dengan rand MaFAZ Craft miliknya, cocok untuk semua kalangan. Mulai dari remaja hingga orang dewasa, karena produk yang dihasilkan bervariasi.

Baca berita terkait:

Kelas MeRajut, Cara Ibu Rumah Tangga di Tuban Berdaya dan Mandiri

Mulai dari sepatu, tas, baju, dompet, taplak meja, hingga sarung bantal bisa dihasilkan dari tangan kreatif perempuan yang berdomisili di Desa Bogorejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban ini.

“Rajut ini memang disukai dan cocok untuk semua kalangan. Di sini saya membuat tas, sepatu, sarung bantal, dan macam-macam. Untuk pengerjaannya tergantung, kalau sepatu ini saya pengerjaan merajut hanya 3 hari saja,” jelasnya.   

Kendati kini minat rajut semakin banyak, namun tidak bisa dipungkiri jika masyarakat kini hanya tertarik pada rajut crochet tidak dengan rajutan model makram. Menurutnya, hal ini disinyalir lantaran masih tergolong baru di Tuban.

Oleh karena itu, masih belum banyak masyarakat yang minat dengan hasil rajutan makram. Padahal, hasil dari rajutan ini sangat menawan karena digunakan sebagai produk home dekor atau hiasan ruangan.

“Kalau di Tuban yang paling diminati adalah crochet, yaitu merajut dengan menggunakan benang rajut dan hakpen. Kalau makram masih belum diminati, mungkin karena masih baru kalau di Tuban. Untuk pemasaran dan minat memang belum,” katanya.

Lebih lanjut, perempuan ramah ini menambahkan, jika produk yang dihasilkan dari rajut makram ini tergolong lebih murah, jika dibandingkan dengan produk yang dihasilkan dari rajut crochet. [Sav/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS