Ditentang KNPI dan DPRD, Ini Alasan Dibalik Pembongkaran Tagline Tuban Bumi Wali era Huda-Noor

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Dewan Perwakilan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Tuban sangat menyesalkan terkait pembongkaran tagline Tuban Bumi Wali yang 10 tahun ini menjadi brand kota Tuban era Huda-Noor, Selasa (1/11/2022). 

Tagline Bumi Wali yang selama ini sudah membumi untuk Kota Tuban, sekarang mungkin akan menjadi cerita anak cucu saja kelak. 

Sutrisno Puji Ketua DPD KNPI Tuban sangat menyayangkan pembongkaran satu persatu tagline yang selama ini menjadi simbol yang baik di Tuban.

Jika alasannya hanya untuk mengevaluasi atau membenahi, banyak hal yang perlu di evaluasi dan dibenahi tak sekedar hanya Tagline yang sebenarnya sudah baik jika diteruskan.

"Membangun tak semata hanya fisik saja, membangun mental SDM masyarakat juga sangat penting. Maka dari itu, sangat disayangkan jika hanya karena bukan produk kepemimpinannya semua dianggap tidak baik dan tidak perlu dipertahankan," Imbuhnya.

Harusnya Bupati Tuban dapat melakukan pembenahan atau pembangunan yang belum disentuh bupati terdahulu atau mengevaluasi yang memang terlihat kurang baik. Bukan malah seolah tidak mau ada peninggalan kepemimpinan laman di kepemimpinannya.

Baca Juga :

Tak Mengindahkan Rekomendasi BKN dan KASN, Pemkab Tuban Malah Panggil ASN untuk Assessment

- Petani di Tuban Keluhkan Pupuk Tidak Merata, Ini yang Dilakukan Dinas Terkait

Tilang Manual Dilarang, Polisi Tuban Hanya Terapkan Tilang Elektronik

"Semoga ke depan bisa menjadi pelajaran penting bagi kita semua, ketika menjadi pemimpin tak perlu gengsi untuk mengakomodir kepimpinan terdahulu yang di rasa sangat baik," jelasnya. 

Tak hanya KNPI, Ketua DPRD Tuban. Miyadi juga menyayangkan pembongkaran. Ia menilai kebijakan itu merupakan aksi yang tidak menghormati hasil jerih payah orang lain, dalam hal ini bupati Tuban sebelumnya yakni H. Fathul Huda dan Noor Nahar Husein tahun 2011-2021.

“Bagi saya hal itu tidak etis karena menyakiti hasil kerja dan jerih payah orang lain,” sambung Miyadi. 

Sebelumnya telah direkomendasikan DPRD dalam rapat paripurna di gedung dewan pada Rabu (23/02/2022) soal pembongkaran tagline itu. Rekomendasi itu berbunyi agar Bupati dan Wakil Bupati Aditya Halindra Faridzky dan H. Riyadi mempertahankan tagline “Bumi Wali” dan tulisan Asmaul Husna.

Selain itu, juga soal Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) tahun anggaran 2021 lebih tinggi daripada tahun anggaran 2020. Sehingga, perlu ada target pengurangan dana nganggur ini dengan mengevaluasi pos-pos penyumbang silpa terbesar seperti dana tak terduga yang harus tetap terukur.

Merespon protes tersebut, Kepala Dinas PUPR dan PRKP Kabupaten Tuban Agung Supriyadi membeberkan alasan dibalik pembongkaran tagline Tuban Bumi Wali karena masuk dalam rencana rehab taman patung Letda Sucipto Tuban. Ditambah 5 November mendatang ada event yang dihadiri Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

“Jadi sekalian membongkar. Setelah selesai acara pada 5 November, dilanjutkan pengerjaan rehab tamannya,” ungkap Agung kepada wartawan.

Anggaran rehab Patung Letda Soecipto dan taman bersumber dari PAPBD 2022 dengan nilai Rp177.000.000. [Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS