Asal Usul Masjid Desa Bektiharjo Tuban yang Bakal Tergusur Tol Demak-Tuban, Hati Kecil Warga Belum Rela

Reporter : Muhammad Nurkholis

blokTuban.com - Masjid Mambaul Huda yang terletak di Dusun Ngeroto, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban tercancam tergusur pembangunan Tol Demak-Tuban. Tempat ibadah kebanggaan warga Bektiharjo itu terbilang masih baru, Karena dibangun pada tahun 2007 dengan menggunakan dana swadaya masyarakat serta pembangunannya penuh perjuangan.

Ketua takmir Masjid Mambaul Huda Desa Bektiharjo, M. Agus Ulinuha menceritakan awal mula berdirinya masjid yang disebut dalam konsultasi publik terdampak proyek tol. Kisaran tahun 1994, di Dusun Ngeroto belum ada warga yang menjalankan salat. Melihat itu, dirinya bersama warga lalu mendirikan sebuah musala di tahun 1999. 

"Musala dibangun di tengah desa. Lalu, nama Miftahul Huda disepakati karena memiliki arti kunci petunjuk. Sebab,saat itu belum ada tempat untuk melaksanakan salat Jumat terpaksa masyarakat salat Jumat di musala Miftahul Huda," ujar Agus Ulinuha kepada blokTuban.com, Minggu (4/9/2022). 

Agus menambahkan, sampai pada tahun 2007 terdapat seseorang yang menjual tanahnya untuk memperluas tempat ibadah. Akan tetapi, saat itu lahannya masih berupa jurang dengan kedalaman 4 sampai 5 meter dengan luas 1/4 hektare dan dijual dengan harga Rp50 juta.

"Waktu itu kami memiliki uang 30 juta dan 20 jutaan rupiah dari hasil swadaya masyarakat," imbuhnya. 

Baca juga :

Bappeda Tuban Prediksi Reaktivasi Jalur Kereta Api Lebih Dulu Dibanding Tol Demak-Tuban

Ini 35 Desa di Tuban yang Bakal Dilewati Proyek Tol Demak-Tuban

Proyek Tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban Bakal Lewati Enam Desa di Tuban

Butuh waktu lama dan tenaga keras untuk menjadikan jurang tersebut sebagai tempat mendirikan masjid. Para masyarakat Ngeroto harus menguruk jurang, agar dapat dibuat membangun masjid. Seingatnya, kerja bakti masyarakat berlangsung sampai pukul 01.00 Wib. 

Sekitar tahun dan pada tahun 2009, masjid akirnya dapat digunakan untuk kegiatan peribadatan. Masjid Mambaul Huda sendiri memiliki arti sumber petunjuk. Masjid ini memiliki beberapa kegiatan seperti pengajian rutin, pengajian selapan, salat tasbih, sholawatan, latihan khitobiyah Santri TPQ dan Diniah, Khataman Alquran, shalat dhuha serta beberapa kegiatan peringatan hari besar Islam lainnya.

Sampai saat ini sebenarnya Masjid Manbaul Huda belum sepenuhnya jadi 100%. Sebab, sumber dana hanya mengandalkan swadaya warga dan butuh waktu lama sampai terkumpul. Secara keseluruhan, masjid yang bakal tergusur tol itu memiliki area dalam dengan luas 15 x15 meter ditambah dengan pelataran masjid sehingga total luasanya 17 x17 meter.

Tak hanya digunakan sebagai tempat peribadatan, di area Masjid Miftahul Huda sendiri terdapat beberapa aktivitas seperti TPQ Diniyah kegiatan TK dengan 300 murid. Terdapat juga tandon air dan koperasi yang menjual peralatan pemakaman operasi ini sendiri juga sebagai salah satu sumber dana masjid serta terdapat tempat garasi ambulan. 

“Aku sebenarnya masih belum rela jika masjid harus digusur, akan tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena pembangunan ini merupakan program dari pemerintah," keluhnya.

Pihaknya masih merasa berat karena jika dilihat dari perjuangan mendirikan masjid bahkan sampai saat ini masjid belum 100%. Meskipun nantinya ada kompensasi masjid, namun di hati kecilnya rute tol dapat berubah dan tidak jadi menggusur masjid di Desa Bektiharjo. 

Agus juga merasa kecewa dalam pertemuan di Gedung KSPKP Tuban. Ketika pemimpin pertemuan ditanya apakah gambar atau jalur tol tersebut sudah pasti, ternyata dari pihak pemerintah yang ada di gedung KSPKP mengatakan bahwasanya nanti akan ada tim lagi yang Menyurvey.

"Katanya disuruh menunggu saja. Hal ini menjadikannya merasa digantungkan karena jika gambar tersebut tidak segera dipastikan ia juga akan sulit untuk berdiskusi dengan para jamaah untuk menentukan tempat baru jika memang akan digusur," bebernya. 

Sedangkan salah satu warga setempat, Iwan (40) merasa sedih jika masjidnya harus digusur. Ia khawatir dapat merubah kerukunan antar masyarakat di Dusun Ngeroto sendiri. Selain masjid rencananya juga rumah warga akan terkena bangunan tol.

"Saya berharap agar permasalahan harga juga segera publish atau segera di clear kan. Supaya persoalan ini segera menemukan titik terang dan juga ada keputusan pasti," tutupnya. [Nur/Ali]

 

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS