Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com - Kisah inspiratif datang dari seorang disabilitas asal Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban yang memiliki keahlian luar biasa dalam dunia kesenian.
Ia adalah Muhammad Agus Subaidi, pemuda difabel yang kini menjadi pengrajin wayang kulit dari kertas karton. Meski geraknya terbatas, namun Agus sapaan akrabnya mampu menunjukkan ia mampu bersaing di dunia ekonomi kreatif dengan karya buatannya.
Berita terkait: Pemkab Tuban Lakukan Perekaman Data Penyandang Disabilitas
Berawal dari keisengannya dalam melukis tokoh perwayangan, kini ia berhasil menciptakan wayang kulit dari kertas karton yang memiliki nilai jual cukup tinggi.
"Saya membuat wayang dari kertas karton, awalnya waktu kecil iseng-iseng gambar, kok bagus terus saya mengembangkannya dengan kreasi wayang ini sejak usia 10 sampai 11 tahun," ungkapnya kepada blokTuban.com, Sabtu (9/7/2022).
Berita terkait: Kisah Inspiratif Difabel Asal Tuban, Kreatif Bikin Miniatur Truk Modal Tutorial Youtube
Kendati mampu menghasilkan berbagai karakter wayang dengan sangat apik, Agus memiliki keterbatasan memasarkan hasil karyanya tersebut. Sebab selama ini ia masih mengandalkan offlline dan tetangga sekitar untuk menenalkan kreasi wayang buatannya ini.
Wayang kulita karya Agus yang dipamerkan di stan Kriya. (Sav/blokTuban.com)
Dalam membuat satu karakter wayang sendiri, biasanya pria berusia 21 tahun tersebut mengerjakannya seorang diri dan membutuhkan waktu sekitar satu minggu hingga satu bulan pembuatan tergantung kerumitan serta ukuran dari wayang tersebut.
"Kalau wayang ini tergantung ukuran dan kerumitan, bisa seminggu bisa satu bulan. Paling cepat itu dua Minggu itu dua wayang udah bisa jadi," terangnya.
Berita terkait: Difabel Tuban Keluhkan Cafe Inclusi Sepi, Pemkab: Harganya Kemahalan
Untuk satu wayang kulit yang dihasilkannya, biasanya pria ramah ini membandrolnya sesuai dengan ukurannya mulai dari Rp15 ribu, Rp 50 ribu, Rp150 ribu hingga Rp250 ribu.
Kendati hanya mengerjakan seorang diri, namun Agus mengaku mampu mengerjakan 50 wayang dalam satu bulan dengan berbagai ukuran. Selain itu, Agus juga menambahkan jika kendala dalam pembuatan wayang kulit ini sendiri terletak pada cuaca. Pasalnya, jika cuaca kurang mendukung cat yang dioleskan pada wayang akan sulit untuk mengering.
"Yang beli biasanya anak SMK yang diberi tugas dari sekolah, sampai ada yang pesan satu bulan itu harus menghasilkan wayang menjadi 50. Kalau kendala nya itu saat mendung nggak bisa nge cat dan kalau lampu mati juga nggak bisa buat," jelasnya.
Berita terkait: Harganya Terjangkau, Ini Menu di Cafe Inklusi Difabel Tuban
Lebih lanjut, saat ini Agus berharap jika nantinya wayang-wayang hasil karyanya nanti bisa lebih dilihat oleh seluruh masyarakat luas baik di Kabupaten Tuban hingga luar Kabupaten. Selain itu ia juga berharap jika Pemerintah Kabupaten Tuban bisa membantunya dengan memberikan wadah bagi karya-karya tersebut.
Sekedar diketahui, selain wayang kulit, Agus juga bisa membuat beberapa karya-karya lainnya seperti miniatur truk dari kardus, kaligrafi diatas centong nasi, serta layang-layang. [sav/dwi]
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS