Ini Penyebab Anak Sering Alami Gangguan Pernafasan?

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Gejala batuk pilek merupakan gejala atau tanda suatu rangsangan disaluran pernafasan yang bisa terjadi karena infeksi ataupun iritasi, sehingga bentuk pertahanan saluran nafas yaitu dalam bentuk batuk atau pilek, serta bersin.  

Sebelum adanya pandemi, batuk dan pilek merupakan keluhan yang paling sering didialami oleh anak. Tidak hanya anak saja, bahkan orang dewasa juga sering mengalaminya, akan tetapi lebih dominan pada anak. Hal ini terjadi lantaran pada masa awal kehidupan banyak sekali infeksi yang menyerang saluran nafas pada anak. 

DR. Dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), anggota satgas Covid-19 dan UKK Respirologi IDAI mengungkapkan jika sebelum adanya pandemi anak juga sudah rentan terkena infeksi saluran pernapasan akut, dengan Gejala-gejala yang sangat luas. 

“Kalau menyerang saluran nafas bagian atas adalah gejalanya batuk, pilek, demam atau menyerang sampai meluas ke paru-paru atau sampai terjadi nemonia atau paru akut gejalanya bisa sampai sesak,” ungkapnya dalam Tanya IDAI di IG Live, dikutip pada Rabu (23/2/2022). 

Perempuan berhijab tersebut melanjutkan, batuk ataupun pilek yang terjadi pada anak umumnya usia di bawah lima tahun. Setiap satu tahunnya wajar jika terkena empat hingga delapan episode infeksi saluran pernafasan akut yang relative sering. 

“Nanti kalau sudah keluhannya anak setiap bulan, tiap minggu alami itu nah itu yang baru perlu dievaluasi,” tambahnya. 

Dengan adanya pandemi Covid-19 yang mengakibatkan diberlakukannya pembatasan kegiatan dan penerapan protokol kesehatan, dikatakan perempuan ramah tersebut, ternyata Infesksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) atau kejadian-kejadian sebelum pandemi yang sering terjadi pada anak juga ikut menurun. 

Hal ini berarti tidak ada penularan di sekolah dan tempat-tempat umum, sehingga angka ISPA cukup menurun signifikan dengan adanya penerapan protokol kesehatan tersebut. 

Pada umumnya faktor penyebab  anak terkena ISPA lebih sering daripada yang lain yaitu, karena dipengaruhi oleh daya tahan tubuh. Sebab, ketika anak mempunyai daya tahan tubuh lemah bisa terkena penyakit.

“Ada masalah terkait status gizi yang kurang baik atau anak-anak yang tidak beruntung mempunyai penyakit dasar seperti ginjal atau jantung bawaan, maka sistem imunnya akan sedikit lebih jelek dari anak normal lain itu memiliki resiko lebih tinggi terkena ISPA berulang,” ucapnya. 

Dengan  demikian, sebagian besar ISPA yang berat sudah ada pencegahannya seperti halnya imunisasi. Imunisasi yang lengkap maka akan lebih sedikit untuk terkena, namun jika tidak pernah imunisasi memiliki resiko terkena ISPA lebih besar.

Lebih lanjut, faktor lain yang sering didapatkan adalah adanya pajangan polusi di dalam rumah yaitu asap rokok. Sebuah studi menunjukkan, anak-anak yang tinggal dengan perokok ternyata, empat kali lebih tinggi frekuensinya untuk dirawat di rumah sakit karena masalah pernafasan dibandingkan anak yang tidak tinggal dengan perokok. [Sav/Ali]