Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Kepala Desa Jarorejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Sugiman meminta Pemerintah segera memberikan titik lokasi lahan yang akan dilewati ruas Tol Demak-Tuban yang rencannaya dibangun pada tahun 2023 mendatang. Permintaan tersebut untuk melindungi warga Jarorejo, supaya tidak tertipu para spekulan tanah.
Setelah tahapan konsultasi publik, Sugiman mengkhawatirkan jika pihak desa di cap sebagai biang keladi dalam pembebasan tanah proyek tol. Lebih parahnya, ada anggapan dari masyarakat kalau desa bermain dengan spekulan tanah.
"Bila tau petanya jalan tol, maka ketika ada yang beli tanah dengan harga murah milik warga tentunya bisa dicegah," ujar Kades Sugiman kepada reporter blokTuban.com, Sabtu (19/2/2022).
Gambaran awal Kades Jarorejo, lahan yang bakal dilewati proyek tol adalahan tanah gogol atau Tanah Kas Desa (TKD). Mulai dari Desa Wolutengah, Gaji, Kedungreji, Kasiman semuanya tanah pinggiran desa.
Ia dapat mengatakan demikian, karena tol akan berada di perbatasan Desa Jarorejo dan Kasiman. Pemerintah dapat mengambil atau membeli tanah dengan lebar 20-25 meter untuk masing-masing desa.
"Yang diambil kelihatannya sungai. Pemerintah lebih menghindari pemukiman warga," imbuhnya.
Kades Giman biasa disapa, juga menceritakan bila lahan proyek tol di wilayahnya sebelumnya sudah konflik dengan Semen. Untuk pengajuan sertifikat dari semen, belum ditandatangi oleh desa sejumlah 163 bidang atau 53 hektare.
"Kemungkinan yang kena tol hanya lima hektare dari 53 hektare itu. Sengketa sejak tahun 1997 sampai sekarang," tambahnya.
Sesuai rencana, pembebasan lahan tol dimulai akhir Februari sampai Maret 2022 oleh tim yang saat ini masih berada di Kudus, Jawa Tengah. Untuk mengantisipasi konflik pembebasan lahan, Giman belum menyiapkan skenario terbaik. Intinya ketika sudah mengetahui detail lahan yang digunakan tol, pihak desa akan koordinasi dengan pihak semen.
Sisi lainnya, ketika tol melewati tanah gogol atau TKD sesuai aturannya harus dilakukan tukar guling. Menurutnya, tukar guling di Desa Jarorejo cukup sulit karena satu bidang ditukar dua bidang.
"Lahan yang sekarang sudah banyak dibeli oleh miliyarder dari Desa Sumurgeneng, Jenu setelah mendapatkan uang ganti untung lahan Kilang GRR Tuban," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan Tuban, Bambang Irawan, menambahkan, panjang ruas jalan tol Demak-Tuban 171 Kilometer, dan untuk di Tuban 53,8 Kilometer dengan lebar delapan meter dari Bancar sampai Tuban melewati 35 desa.
"Tol ini bisa melewati persawahan, tegalan dan rumah juga. Pemkab Tuban juga belum tahu detailnya," sambungnya.
Bambang mengaku, Pemkab Tuban masih belum mengetahui kapan dimulainya proyek tol Demak-Tuban. Saat ini baru tahap studinya, dan setelah lahan clear proyek fisik baru dibangun.
"Kalau lahan belum clear, Kementrian PUPR tidak mau membangun. Pemkab tugasnya akan mengkondisikan warga supaya tidak ada gejolak saat pembebasan lahan nantinya," tandasnya. [Ali]