Minim Generasi Penerus, Perajin Gerabah Ngadirejo Semakin Berkurang

 

Reporter: Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Sebagai salah satu sentral gerabah yang ada di Kabupaten Tuban, perajin gerabah di Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel semakin berkurang. Hal itu dipicu lantaran minimnya generasi penerus.

Hal tersebut dikatakan oleh Sekertaris Desa Ngadirejo, Abdus Sholih ia menjelaskan bahwa saat ini pengrajin gerabah yang masih bertahan merupakan perajin yang sudah berumur, sedangkan para generasi muda sudah tidak lagi melanjutkan usaha turun temurun tersebut lantaran sudah berbeda perminatan.

“Saat ini penerusnya tidak ada, cuma orang tua-tua saja yang bertahan, sudah berbeda perminatan, tidak ada generasi penerusnya bisa dikatakan ini adalah generasi terakhir,” ungkapnya kepada blokTuban.com pada Selasa (18/1/2022).

Pria ramah itu melanjutkan, dahulu, mayoritas penduduk Desa Ngadirejo merupakan perajin gerabah. Akan tetapi karena minimnya generasi penerus saat ini hanya sekitar 10 orang yang masih bertahan.

Selain itu, penyebab lain dari berkurangnya perajin gerabah adalah dari segi pemasaran. Sebab, gerabah yang diproduksi oleh masyarakat kalah saing dengan barang yang terbuat dari bahan lainnya.

“Seperti gentong itu sudah kalah sama yang bahannya atom plastik, terus cowek juga kalah sama yang dari bahan batu dan blender juga ibaratnya karena zaman lah,” jelasnya

Menurutnya saat ini masyarakat yang bertahan hanya pengrajin yang membuat pot bunga saja. “Buatnya susah namun konsumen lebih condong ke plastik karena awet. Ibaratkan modal dan hasil tidak sesuai belum lagi proses pembuatannya,” bebernya.

Sementara Lismiyatin, salah satu perajin gerabah di Desa Ngadirejo mengungkapkan jika saat ini masyarakat lebih beralih ke pekerjaan lain yang menurutnya lebih mudah dan cepat menghasilkan uang, dibandingkan membuat gerabah.

Terlebih di musim hujan saat ini, sangat sulit untuk mengeringkan gerabah. Akibatnya, proses produksi sedikit terhambat dan mengalami kemoloran.

“Sekarang ini yang buat gerabah sudah berkurang, rata-rata mereka pergi ke sawah karena nggak mau berurusan dengan tanah liat,” ujarnya. [sav/col]