Jelang Nataru, Harga Cabai Rawit di Tuban Naik Menjadi Rp65 Ribu per Kilogram

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Jelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) harga bahan pokok di sejumlah daerah di Indonesia melonjak tak terkecuali di Kabupaten Tuban. Pada Kamis (9/12/2021) terpantau harga cabai merah naik hingga dua kali lipat sejak beberapa hari terakhir ini.

Cabai merah yang awalnya seharga Rp20 ribu, kini naik dua kali lipat menjadi Rp45 ribu per kilogramnya. Hal ini tentu membuat para masyarakat resah. Selain karena menjelang Nataru, melonjaknya harga pangan di sejumlah daerah disebabkan karena cuaca buruk yang terjadi belakangan ini hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Salah satu pedagang yang ada di Pasar Kriyek Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban. Mujiyati, mengatakan jika lonjakan harga ini disebabkan karena banyaknya cabai yang busuk sehingga para petani gagal panen.

"Baru beberapa hari ini naik belum ada satu minggu, musim hujan banyak cabai busuk, jadi cabai mahal," ucapnya kepada blokTuban.com.

Selain cabai merah, cabai rawit dan selada juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pasalnya cabai rawit saat ini harganya mencapai Rp65 ribu dari harga yang sebelumnya Rp38 ribu. Sementara selada yang sebelumnya seharga Rp10 ribu, saat ini sudah naik tiga kali lipat dengan harga Rp30 ribu perkilogramnya.

"Cabai rawit harga kalau murah Rp15 ribu terus Rp5 ribu per kilonya juga pernah, dulu malah lebih mahal dari pada ini satu kilonya Rp100 ribu, sama seperti sekarang waktu akhir tahun juga," jelasnya dengan ramah.

Meskipun harga cabai melonjak tinggi, masih banyak masyarakat yang memburu bahan pedas satu ini. Terlebih saat musim hajatan tiba, karena cabai merupakan salah satu bahan pokok yang selalu dibutuhkan oleh masyarakat.

"Sekarang masih agak sepi, tapi biasanya kalau hajatan banyak yang beli, kalau lagi mahal orang-orang pada cari soalnya mereka nggak punya di rumah, kalau murah kan Mereka punya sendiri di rumah panen sendiri," bebernya.

Dari beberapa harga bahan pokok yang melonjak tinggi, rupanya ada komoditas bahan yang juga mengalami penurunan harga yaitu telur ayam ras yang turun menjadi Rp 19.500 perkilogramnya. Dengan harga sebelumnya mencapai Rp22 ribu hingga Rp24 ribu perkilo.

"Harga telur sekarang turun, biasanya telur naik itu kalau ada Bansos dari pemerintah soalnya masyarakat nggak ada yang beli telur," tuturnya.

Biasanya toko bahan pokok milik perempuan berusia 38 tahun tersebut buka setiap hari mulai pukul 04.00 WIB hingga 10.00 WIB jika pagi hari. Sedangkan di sore hari Mujiyati biasa buka mulai pukul 16.00 WIB hingga 21.00 WIB tepat berada di depan Pasar Kriyek. [sav/sas]