Reporter: Ali Imron
blokTuban.com - Statmen Bupati Tuban, Fathul Huda terkait banyak proyek industri yang dimenangkan anak cucu Pertamina dan orang lokal hanya sebagai buruh menggegerkan publik di media sosial. Masukan yang diterima orang nomor satu di Tuban ini bahwa warganya tak berkesempatan ikut andil dalam proyek besar-besar di wilayahnya perlu ditinjau ulang.
Ada dua perusahaan kilang yang disinggung bupati dua periode yang mengakhiri jabatannya pada 2021 ini. Pertama pekerjaan las di kilang PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI), dan kedua Kilang Grass Root Refinery (GRR) kerjasama Pertamina-Rosneft.
Untuk pekerjaan las di kilang TPPI, Bupati kelahiran Montong inipun masih ragu, karena datanya belum valid 100 persen. Kendati demikian, pemerintah daerah bakal memvalidasi desas desus ini.
Reporter blokTuban.com mencoba menggali informasi lebih dalam di lapangan. Pertama di TPPI yang kini sedang berkembang menjadi produsen Petrochemichal terbesar di Indonesia.
PR & CSR Section Head PT TPPI Tuban, Taheran Sidik Prabowo menegaskan, di TPPI belum ada proyek sama sekali. Kegiatan proyek yang kelihatan dari luar ada di lingkungan TPPI itu adalah proyek LPG milik Pertamina (bukan milik TPPI), memang secara kebetulan tanah milik Pertamina tersebut berada di dalam pagar sisi Timur kawasan TPPI. Dan itupun masih dalam proses pekerjaan pembersihan lahan dan pembuatan temporary pagar yang dikerjakan oleh warga Ring 1.
"TPPI saat ini beroperasi normal seperti biasa dengan karyawan tetap 441 orang dan karyawan outsourching 287 orang, jadi total pekerja di TPPI berjumlah 728 orang, dari jumlah total tersebut komposisi pekerja lokal mencapai 50 persen, pekerja dari Tuban 41 persen dan pekerja dari luar Kabupaten Tuban hanya 9 persen," tutup Taheran, Rabu (8/1/2020).
Adapun yang dimaksud Bupati Tuban bahwa ada proyek tapi yang mengerjakan anak perusahaannya sendiri itu adalah proyek Rosneft Pertamina.
Dimana yang mengerjakan saat ini adalah PT. Pbas (anak cucu Pertamina), meskipun melibatkan orang lokal tetapi benderanya milik anak perusahaan Pertamina.
Lebih dari itu, program Corporate Social Responsibility (CSR) TPPI saat ini difokuskan pada program pendidikan, pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan. Dimana program ini merupakan program yang masih sangat dibutuhkan bagi masyarakat sekitar.
"Selama 2019 CSR terkosentrasi pada pendidikan dan pelatihan, dukungan umum dan keolahragaan, sosial kemasyarakatan, infrastruktur, lingkungan, hubungan eksternal dan pemerintah," tambahnya.
Selain itu dalam pengadaan barang dan jasa yang bersifat umum saat ini, TPPI mengutamakan perusahaan atau rekanan lokal, tercatat pada tahun 2019 total anggaran pengadaan barang dan jasa sudah diserap 40% oleh rekanan dari lokal, bahkan pekerjaan Welding/las, Scafolding, PFHE dan Civil Work dikerjakan oleh Perusahaan Ring-1, artinya bahwa secara pelan dan pasti Perusahaan Ring-1 sudah bisa bersaing dan menyesuaikan diri di lingkup pekerjaan standart Petrochemical atau Migas. [ali/rom]