Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Proses pencarian korban yang nekat melompat ke Sungai Bengawan Solo di kawasan Desa Simo, Kecamatan Soko sudah memasuki hari kedua. Berdasarkan perangkat media BPBD Tuban ditemukan bahwa saat ini Tinggi Muka Air (TMA) bengawan sedang naik. Jika TMA naik, secara otomatis, juga membawa serta material.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupetan Tuban, Joko Ludiyono mengingatkan kembali, keadaan korban yang terjun dari jembatan saat itu masih dalam kondisi hidup, bukan meninggal.
Sejumlah asumsi pun mulai berdatangan. Mulai dari kondisi kemungkinan korban, hingga perbandingan kajian tentang Sungai Bengawan Solo, yang mana memiliki sifat-sifat yang unik.
"Menurut pengamatan kita, Bengawan Solo ini masyarakat memandang sungai ini hidup," kata Joko Ludiyono ketika melakukan briefing sebelum personel gabungan SAR terjun menyisir lagi, Minggu (3/2/2019) siang.
Dijelaskannya, terdapat arus bawah di dasar sungai terpanjang di Pulau Jawa itu yang setiap penambahan 1 kiskal TMA, pasti akan membawa material.
"Kebanyakan yang tidak kuat dan meninggal, di dalam paru-parunya banyak pasir yang dihirup. Meskipun hidup, ataupun panik, dia nggak muncul dan naik. Kemungkinannya itu," tambahnya.
Selebihnya, pihaknya hanya berupaya dan berdoa segera agar proses pencarian segera membuahkan hasil, serta korban dapat ditemukan.
"Pertama, kita niatkan ibadah kepada Allah. Biar setiap gerakan kita dinilai ibadah," ujarnya memberi motivasi
Dia juga berpesan agar beberapa personel membagi tugas. Mencari data maupun info lain tentang korban, sehingga target sasaran bisa masuk secara optimal dalam pencarian.
"Untuk selebihnya kita serahkan sepenuhnya ke Basarnas. Jaga keselamatan, jaga diri, dan tetap dalam satu komando," tegasnya berpesan. [feb/lis]