Reporter: -
blokTuban.com - Menurut hasil penelitian Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) dari Kementerian Kesehatan Indonesia pada tahun 2013, sekitar 12 juta penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun mengalami diabetes tipe 2.
Tapi hanya 26 persen saja yang sudah terdiagnosis, sedangkan sisanya tidak menyadari dirinya mengidap diabetes tipe 2.
Menurut Federasi Diabetes Internasional pada 2015, jumlah diabetesi di Indonesia diperkirakan mencapai 10 juta orang dengan rentang usia 20-79 tahun. Namun, hanya separuh dari mereka yang menyadari kondisinya. Angka ini bukanlah angka yang sedikit.
Lantas, kenapa banyak orang Indonesia yang mengalami diabetes? Beberapa hal ini mungkin bisa menjadi jawaban penyebab diabetes pada orang Indonesia.
1. Nasi sebagai makanan pokok
Makan nasi goreng(White Rock) Nasi putih adalah makanan pokok orang Indonesia. Namun sayangnya, menurut riset terbaru nasi ternyata berisiko tinggi meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Sebuah penelitian menemukan bahwa kelompok yang mengonsumsi nasi putih lebih dari lima kali dalam sepekan berisiko 17 persen lebih tinggi mengalami diabetes tipe 2 dibandingkan kelompok yang hanya mengonsumsinya sekali sebulan.
Penelitian tersebut turut melaporkan bahwa risiko ini akan meningkat 10 persen pada orang yang setiap hari makan nasi putih dalam porsi besar. Keterkaitan ini ditemukan terutama pada orang-orang di Asia yang mengonsumsi nasi hingga 3-4 porsi sehari.
Penelitian ini sebenarnya belum dapat membuktikan hubungan sebab dan akibat, melainkan hanya menunjukkan keterkaitan antara konsumsi nasi putih dengan diabetes.
Namun setidaknya, penelitian ini dapat menjadi awalan untuk mulai hidup sehat dengan mengonsumsi bahan makanan yang mengandung biji-bijian utuh atau karbohidrat kompleks dibandingkan karbohidrat simpel.
2. Hobi ngeteh dan ngopi
Bukan teh atau kopi yang menjadi penyebab diabetes, namun gula yang kita masukkan ke dalam teh atau kopi yang meningkatkan risiko diabetes. Apalagi jika kita hobi ngeteh dan ngopi di sepanjang hari.
Bukan hanya minuman, pemakaian gula juga sangat biasa pada makanan kita. Lihat saja aneka makanan ringan dan minuman tradisional yang dijajakan di jalanan atau di objek-objek wisata. Banyak sekali yang memakai gula untuk membuat rasanya menjadi nikmat.
Perhitungan banyaknya asupan karbohidrat harian menjadi penting karena karbohidrat berlebih mempengaruhi gula darah lebih dari nutrisi lainnya.
Sebenarnya, banyak tipe karbohidrat yang terkandung dalam makanan dan minuman. Gula adalah salah satunya. Gula itu sendiri banyak sekali jenisnya. Contoh yang paling sering dikonsumsi adalah gula pasir.
Namun sejatinya, faktor penting dari keamanan konsumsi gula adalah seberapa banyak ia diasup. Baik gula pasir, gula batu ataupun jenis gula lainnya, jika dikonsumsi secara berlebihan maka tetap saja berisiko menuntun seseorang menuju kelebihan berat badan atau obesitas.
Pada akhirnya, kondisi tersebut berujung pada meningkatnya peluang terkena diabetes tipe 2. Tidak mengherankan jika konsumsi gula berlebihan bisa menjadi penyebab diabetes.
3. Malas bergerak
Orang Indonesia paling malas berjalan kaki. Setidaknya itulah temuan sejumlah ilmuwan Amerika Serikat yang mengkaji data ponsel dari ratusan ribu orang di seluruh dunia.
Para peneliti Universitas Stanford menggunakan data menit per menit dari 700.000 orang yang menggunakan Argus, aplikasi pemantau aktivitas, pada telepon seluler mereka.
Hasilnya, warga Hong Kong menempati urutan teratas dalam daftar penduduk paling rajin berjalan kaki. Rata-rata publik Hong Kong berjalan kaki sebanyak 6.880 langkah setiap hari.
Adapun penduduk paling malas berjalan kaki di dunia adalah orang Indonesia yang berada pada posisi terbawah dengan mencatat 3.513 langkah per hari.
Kamu pernah mendengar gaya hidup sedentari? Sedentari merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut gaya hidup kurang gerak. Walau merasa nyaman melakukan aktivitas sambil duduk, tetapi sebenarnya ada ancaman tersembunyi bagi kesehatan.
Bila kamu kebanyakan duduk, maka penggunaan otot-otot besar di tubuh akan menurun. Akibatnya kebutuhan tubuh akan gula dan lemak menurun. Tubuh mengira kamu tidak perlu energi.
Hal ini bisa berakibat pada penumpukan lemak, peningkatan kadar gula darah dan kolesterol. Lama kelamaan akan terjadi gangguan toleransi gula darah sehingga memicu penyakit diabetes.
Sementara kadar kolesterol tinggi berisiko memicu penyakit jantung dan stroke. Jadi tidak mengherankan jika gaya hidup ini bisa menjadi penyebab diabetes.
*Sumber: kompas.com