Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Tanggap darurat akibat runtuhnya salah satu kaki penyangga Jembatan Ngagungan, Jalan Raya Kedungjambe, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, telah digebut pelaksanaannya.
Bangunan jembatan yang dibuat pada masa pemerintahan Belanda tersebut merupakan akses genting, dimana menjadi akses jalur cepat Jatirogo-Bojonegoro kendaraan-kendaraan besar pendistribusi alat serta material antar wilayah.
Sebelum terjadi runtuh, pemerintah telah meminta pihak terkait untuk merenovasi dan memperbaiki jembatan. Namun begitu, pengerjaan baru akan dilakukan pada 2019 mendatang.
Saat meninjau prosesi tanggap darurat jembatan, Kepala Dinas (Kadis) PU Bina Marga Provinsi Jawa Jimur (Jatim) mengungkapkan, ke depan pihaknya merencanakan pembangunan jembatan baru tahun depan.
"Prospek kita tahun depan adalah buat jembatan baru. Kita rapatkan lebih dulu dengan staf dibantu dinas," terang Kadis PU Bina Marga Provinsi Jatim, Gatot S Hadi.
Lebih lanjut, dia menjelaskan konsep jembatan baru, yang kemungkinan besar dibuat tepat di samping sisi sebelah selatan jembatan lama dengan ketentuan lebar jalan 7 meter fungsional jalan.
"Selain dibuat jembatan baru, jembatan lama sebisanya tetap dipertahankan," sambungnya.
Bagian jembatan lama yang sempat mendapatkan sentuhan perbaikan kali pertama pada tahun 1995, dengan tambahan lebar 2 meter lebar tetap dipelihara. Masing-masing sisi akan ditambah bangunan sayap, dimana fungsinya untuk pembelokan air supaya tidak menerjang bagian yang rawan.
Jika berjalan dengan lancar, usai pembangunan jembatan baru di 2019 mendatang, tak menutup kemungkinan jika arus lalu lintas bisa lebih terurai. Sebab, dua jembatan akan difungsikan masing-masing satu arah.
"Kalau nanti jadi, jembatan yang baru untuk arah Bojonegoro-Jatirogo, jembatan ini untuk arah Jatirogo-Bojonegoro," pungkasnya.
Selain itu, paska proses pengeringan cor kaki penyangga jembatan Ngagungan, open traffic akan diterapkan satu arah jalan sebagian jembatan. Jika dibuka full akses jembatan, pihaknya tak mau ambil resiko. Jenis bangunan jembatan kelas 3, maksimal adalah 6 ton Muatan Sumbu Terberat (MST), namun yang pada kenyataannya, terdapat banyak pelanggaran dalam sehari-harinya. [feb/col]