Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Yayasan Pecinta Alam Acarina Indonesia (YPAAI) menanggapi positif terkait penutupan goa di Desa Jadi, Kecamatan Semanding, Tuban yang sempat viral di Media Sosial (Messos). Pihaknya mengapresiasi kesigapan dari Aparat Kepolisian, Dinas Pariwisata dan Forkopimcam setempat serta masyarakat yang segera mensterilkan kawasan goa dengan police line.
"Perlu dan penting dilakukan untuk membatasi sementara para pihak yang tidak berkepentingan masuk ke dalam goa. Ini semua perlu dilakukan untuk menjaga goa dan keselamatan masyarakat sendiri," kata Pembina YPAAI, M Ali Baharudin kepada blokTuban.com, Ahad (5/8/2018).
Pihaknya juga menyarankan kepada pihak terkait untuk melakukan kajian komprehensif terkait goa baru yang ditemukan Kamis (2/8/2018) sore yang lalu. Mengingat goa yang memiliki panjang sekitar 250 meter itu terletak pada kawasan yang notebenenya penuh dengan aktivitas penambangan.
"Apakah bisa kemudian dikembangakan untuk hal lain seperti wisata, atau justru tidak itu nanti," ucapanya menambahkan.
Gus Ali, sapaan akrabnya, juga meminta pihak terkait untuk mengutamakan kajian safetynya. Yakni meliputi daya topang lahan, daya tampung goa, peta alur goa, sampai pengambilan koordinat tambang yang banyak berada diatasnnya.
Jika melihat lantai goa yang sekelias banyak lumpur, pihaknya menduga bahwa goa baru itu dimungkinkan terendam air saat musim penghujan.
Ia juga memperkirakan ada lubang lain yang menjadi pintu masuknnya air hujan ke dalam goa.
Pihaknya berharap untuk segera dilakukan kajian komperehensif yang mengedepankan kelestarian goa. Namun ia juga meminta pihak pengelola tanpa menafikan keberaadaan banyaknya tambang sebagai sumber ekonomi warga.
"Perencanaannya harus matang dan terintegrasi. Mungkin bisa belajar dari wisata eks tambang gunung kidul," pungkasnya menandaskan. [rof/col]