Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Kejadian runtuhnya bagian kaki penyangga sebelah barat dari Jembatan Ngabungan, Desa Kedungjambe, Kecamatan Singgahan, rupanya tak diketahui pasti oleh penduduk sekitar, kapan dan bagaimana kejadian tersebut berlangsung.
Warga yang tinggal dekat jembatan yang dibangun zaman Belanda sekitar tahun 1942 itu, Minggu (30/7/2018) pagi tiba-tiba melihat ada runtuhan kaki penyangga jembatan dengan ukuran sekitar 2,5 m x 4 m itu.
Adalah Yunarwatin (60), warga pemilik rumah terdekat dari Jembatan Ngabungan yang mengetahui pertama kali runtuhan jembatan, sempat dibuat bingung apa yang harus dilakukan ketika melihat kondisi jembatan.
"Ayo, lekas dilaporkan ke desa atau BPD saja Yu (Mbak)," ucap Yunarwatin sembari menirukan kata-kata Warno, tetangganya saat itu yang terus menyuruh dia melaporkan apa yang terjadi.
Selanjutnya, warga tetangga lain yang mendengar serta melihat kejadian itu segera mendesak perwakilan dari mereka supaya melaporkan ke desa, dan kepolisian setempat.
"Bagaimana pastinya kok bisa runtuh jembatan itu, saya nggak tau. Ngertinya ya pas Minggu pagi, tahu-tahu sudah jatuh tembok penyangga jembatan ini,"katanya lagi.
Namun demikian, perempuan berusia 60 tahunan itu mengingat-ingat sebelum dirinya tahu bagian kaki penyangga jembatan sebelah barat runtuh. Ketika Sabtu (28/7/2018) malam, kendaraan besar bermuatan tinggi dari arah Jatirogo, Kabupaten Tuban, maupun arah Kabupaten Bojonegoro tiada henti-hentinya berlalu lalang melewati jembatan Ngabungan.
"Pas malam Minggu kemarin, motor dan mobil kendaraan besar-besar terus lewat jembatan tanpa berhenti, semakin larut semakin ramai malah. Mungkin pas itu jembatannya runtuh," ungkap Yunarwatin dengan nada sedikit menurun, menerka kemungkinan yang ada.
Sampai saat ini, jembatan Ngabungan telah terpasang garis kuning polisi yang tak memperbolehkan kendaraan roda empat atau lebih melintasi area rawan tersebut. Pada bagian longsor di bawah jembatan, garis polisi juga membujur membatasi bagian jembatan yang runtuh. [feb/col]
