Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Runtuhnya bagian kaki penyangga sebelah barat, Jembatan Ngabungan di Jalan Raya Kedungjambe, Kecamatan Singgahan mendapat dinilai berbagai pihak karena faktor usia bangunan.
Pasalnya, jembatan yang dibuat pada zaman Belanda itu hanya pernah dilakukan rehabilitasi satu kali, tepatnya pada tahun 1995, sekitar 23 tahun yang lalu.
Hasil survei dan pengamatan beberapa pihak terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga, PU Cipta Karya provinsi Jawa Timur wilayah Tuban dan Bojonegoro, Dinas Perhubungan Provinsi Jatim, dan Dinas PU Kabupaten Tuban, runtuhnya pondasi karena faktor ketahanan bangunan yang mulai rapuh dimakan usia.
"Jembatan ini dibangun pada zaman Belanda, sekitar tahun empat puluh dua sebelum kemerdekaan. Baru direhab sekali tahun 1995," terang Kepala Dinas PU Tuban, Choliq Qunnasich kepada blokTuban.com, Senin (30/7/2018).
Sembari turun ke lokasi runtuhan jembatan, pihaknya mengatakan bahwa kondisi tersebut harus segera ditangani. Koordinasi lintas dinas serta lintas wilayah sangat diperlukan dalam hal itu.
"Sementara ini kita terus koordinasi antar pihak. Sesegera mungkin kita akan lakukan tanggap darurat," imbuhnya.
Di sisi lain, sejumlah personel Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim beserta pihak dinas terkait wilayah Tuban dan Bojonegoro telah melakukan sketsa mini tentang rancangan tanggap bencana.
Hingga kini, keadaan jembatan runtuh di bagian penyangga yang memiliki ketinggian 7,30 meter tersebut secepatnya dilakukan penyanggaan kaki-kaki. Dari informasi yang dihimpun blokTuban.com, adaun rencana tanggap darurat tersebut dengan memberikan landasan profil, serta penyangga baja jenis C pada bagian yang runtuh. [feb/col]