Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Libur Lebaran tahun 2018 ini merupakan libur panjang yang banyak digunakan untuk bersilaturahmi masyarakat umum. Tak ayal, lalu lalang kendaraan di darat maupun perairan tetap berjalan lebih ekstra dari pada hari biasanya.
Seperti yang nampak di lokasi tambangan atau tempat penyeberangan antara wilayah Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban dan Wilayah Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro petang ini.
Di tengah musim yang tak menentu ini, siang hari yang panas dan terik kemudian di sore hari dan malam menjadi hujan, jasa penyeberangan masyarakat umum yang mengangkut orang beserta kendaraan roda dua tetap beraktivitas walaupun kondisi tak menentu.
"Biarpun hari biasa, hari libur, hari raya, ataupun tahun baru yang semakin ramai, kita tetap melayani masyarakat untuk menyeberang Bengawan Solo ini," ujar Slamet (50) di tengah fokusnya mengemudikan arah perahu tradisionalnya menggunakan alat diesel.
Lelaki asal Desa Cangaan, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro itu menambahkan, dalam setiap hari bekerja, bersama 3 temannya dia melakukan rolling shift setiap pagi, siang dan malam.
Setidaknya sudah 8 tahun lebih Slamet bergantian dengan 3 temannya yang masih merupakan familinya sendiri, menyeberangkan orang-orang yang ingin bepergian melewati Desa Glagahsari, Kecamatan Soko-Tuban ke Desa Cangaan, Kecamatan Kanor-Bojonegoro, ataupun sebaliknya.
"Kendalanya gak begitu ada, hanya saja pas air Bengawan pasang itu kita juga harus lebih sigap dan waspada," tambahnya kepada blokTuban.com, Rabu (20/6/2018).
Masalah tarif jasa penyeberangan, dia pun tak pernah memagu berapa nominal yang harus diberikan kepadanya. Namun, rata-rata warga yang menyeberang memberinya uang rata-rata Rp 2000 hingga Rp 5000 untuk sekali penyeberangan.
"Kerja begini ya harus siap apapun. Meskipun hujan, mati lampu atau apa, kita tetap melayani," pungkasnya. [feb/ito]