Oleh: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com – Mutiara selanjutnya amal perbuatan itu ibarat jasad, sedangkan ruhnya berupa Ikhlas' tulis Syekh Musthafa Al-Ghalayani di awal bab 3 tentang 'Ikhlas' dari kitab Idhotun Nasyi'in.
Jasad manakala ditinggal ruhnya yang merupakan sebab jasad itu bisa tegak dan hidup, maka jasad tersebut menjadi mati. Tidak dapat bergerak dan tidak dapat manfaat yang dapat diharapkan daripadanya.
Demikian pula dengan hal perbuatan yang telah ditinggalkan oleh ruhnya, berupa ikhlas.
Betapa sering kita melihat bangsa yang berjuang, tetapi kita belum melihat kesan baik atau manfaat dari usaha perjuangan mereka. Bahkan, sebagian besar mereka gagal tidak dapat mencapai apa yang mereka cita-citakan, alias muspro (sia-sia)
Bisa diibaratkan, mereka seperti orang masuk ke laut, yang hanya sampai di tepinya. Kalau pun sudah dapat masuk ke airnya, mereka hanya sampai di tempat terdangkal.
Mereka belum sampai berhasil memasuki dasar lautan. Lalu mundur kembali dengan hampa, rugi tenaga dan harta.
Persoalan kegagalan di atas, lantaran keikhlasan tidak mereka jadikan landasan dalam perjuangan. Mereka berjuang hanya untuk mencari keuntungan sementara, yang tidak terpuji dan kehormatan palsu.
Sebenarnya ada satu rahasia yang perlu diingat dalam perjuangan yaitu keikhlasan.
Sesungguhnya orang yang berjuang dengan hati ikhlas, murni untuk kepentingan bangsa dan negaranya, pasti orang-orang akan cenderung dan bersimpati kepadanya.
Mereka juga memberi dorongan, semangat pujian dan bantuan. Sehingga dengan dukungan tersebut dia menjadi semakin bersemangat dan giat dalam perjuangannya, serta semakin meningkat keseriusan dan kesabaran dalam berjuang.
Sebaliknya, adapun orang yang berjuang tidak ikhlas, meskipun dia menyembunyikannya pasti aib atau cela itu akan terbongkar. Sehingga orang-orang yang semula membantu akan meninggalkannya.
Orang-orang yang semula mendukung akan membiarkannya begitu saja. Bahkan, mereka mencela perjuangannya.
Tak pelak, semangatnya menjadi lemah dan niatnya menjadi kendur. Sebuah keniscayaan, ia terpaksa meninggalkan perjuangannya. Akibatnya dia mengalami kerugian material dan moral hidup dengan penuh ketidaktenangan.
Betapa seringnya kita menyaksikan organisasi-organisasi berdiri akan tetapi tidak lama kemudian berhenti. Tidak tampak kegiatannya lagi.
Contoh-contoh seperti itu banyak. Jika dihitung dengan jari, kita tidak akan mampu.
Syekh Musthafa Al-Ghalayani menyerukan, kita sebagai generasi muda, untuk menjadikan diri kita termasuk golongan orang yang ikhlas dalam perjuangan. Kita pasti dapat sampai pada puncak cita-cita.
Perlu dihindari, jangan sampai menjual atau menukar perjuangan dengan emas. Sebab yang demikian itu merupakan tipe orang-orang munafik, yang biasa menukar agama dengan harta dan kemewahan dunia. Menukar kebenaran dengan kebatilan.
Semoga Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa melindungi kita, serta dijauhkan dari sifat yang tidak ikhlas. Amiin. [rof/ono]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published